5 Fakta Pemilu Presiden Rusia yang Akan Melanggengkan Kekuasaan Putin hingga 2036
Kamis, 14 Maret 2024 - 12:54 WIB
6. Diwarnai Isu Perlawanan dari Oposisi
Foto/Reuters
Yulia Navalnaya, janda pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, mengatakan bahwa besarnya dukungan publik terhadapnya sejak kematiannya adalah bukti bahwa perjuangannya terus berlanjut, dan menyerukan protes besar-besaran pada hari pemilu terhadap Putin.
Navalny, dalam salah satu pesan publik terakhirnya, telah mendesak masyarakat untuk memprotes Putin dengan memberikan suara secara massal pada siang hari waktu setempat pada tanggal 17 Maret, sehingga menimbulkan kerumunan besar dan membanjiri tempat pemungutan suara.
Navalnaya menerima telepon suaminya.
“Ini adalah tindakan yang sangat sederhana dan aman, tidak dapat dilarang, dan ini akan membantu jutaan orang melihat orang-orang yang berpikiran sama dan menyadari bahwa kita tidak sendirian,” ujarnya. “Kami dikelilingi oleh orang-orang yang juga menentang perang, menentang korupsi, dan menentang pelanggaran hukum.”
Mantan komandan milisi nasionalis Rusia Igor Girkin, yang dipenjara selama empat tahun pada bulan Januari, mengatakan bahwa aksi tersebut akan menjadi sebuah "kepalsuan" karena pemenangnya sudah jelas.
Girkin, yang tidak mengakui Ukraina sebagai negara berdaulat dan mengatakan sebagian besar wilayahnya adalah bagian dari Rusia, mengatakan Rusia akan kalah dalam perang kecuali mereka memecat komandan tertingginya dan mulai berperang dengan cara yang lebih serius.
7. Tidak Ada Pemantau Pemilu Asing
Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Kantor Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Eropa (ODIHR) mengatakan pada bulan Januari bahwa hal ini sangat disesalkan, bahwa Rusia telah memutuskan untuk tidak mengundang pemantau OSCE ke pemilu.“Kami menyesalkan kondisi yang semakin memburuk di Federasi Rusia sehingga kami tidak dapat mengerahkan pengamat untuk pemilihan presiden pada bulan Maret,” kata Pia Kauma, Presiden Majelis Parlemen OSCE.
tulis komentar anda