Perang Melawan COVID-19 di AS, Ini Prediksi Pentagon
Jum'at, 01 Mei 2020 - 02:30 WIB
Pentagon memprediksi perang menghadapi pandemi Corona di AS akan berlangsung selama 6 bulan hingga setahun. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Pertempuran melawan virus novel Corona, COVID-19, di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berlangusng antara enam bulan hingga satu tahun. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan AS, Ellen Lord, dalam sebuah konferensi pers.
"Saya pikir bangsa ini akan berjuang melawan COVID selama enam bulan atau satu tahun," kata Lord kepada wartawan seperti disitir dari Sputnik, Jumat (1/5/2020).
Lord mengatakan Departemen Pertahanan memiliki beberapa tujuan mendesak untuk dipenuhi, termasuk menyediakan peralatan perlindungan pribadi yang cukup untuk personel non-medis, mengisi kembali persediaan nasional, mempersiapkan kemungkinan wabah COVID-19 pada musim gugur ini atau pandemi lain yang mungkin terjadi di masa depan.
"Amerika Serikat harus memastikan bahwa ada keamanan dan ketahanan di pangkalan industri medis," tambah Lord.
AS telah mengkonfirmasi lebih dari 1.042.874 kasu COVID-19 dengan lebih dari 61.200 kematian disebabkan oleh penyakit tersebut pada Kamis pagi. Data itu berdasarkan Johns Hopkins University Coronavirus Resource Centre.
"Saya pikir bangsa ini akan berjuang melawan COVID selama enam bulan atau satu tahun," kata Lord kepada wartawan seperti disitir dari Sputnik, Jumat (1/5/2020).
Lord mengatakan Departemen Pertahanan memiliki beberapa tujuan mendesak untuk dipenuhi, termasuk menyediakan peralatan perlindungan pribadi yang cukup untuk personel non-medis, mengisi kembali persediaan nasional, mempersiapkan kemungkinan wabah COVID-19 pada musim gugur ini atau pandemi lain yang mungkin terjadi di masa depan.
"Amerika Serikat harus memastikan bahwa ada keamanan dan ketahanan di pangkalan industri medis," tambah Lord.
AS telah mengkonfirmasi lebih dari 1.042.874 kasu COVID-19 dengan lebih dari 61.200 kematian disebabkan oleh penyakit tersebut pada Kamis pagi. Data itu berdasarkan Johns Hopkins University Coronavirus Resource Centre.
(ber)
tulis komentar anda