2 Presiden Mesir yang Jadi Pendukung Setia Palestina dan Anti-Israel

Senin, 04 Maret 2024 - 20:40 WIB
Mohamed Morsi merupakan salah satu Presiden Mesir yang menjadi pendukung setia Palestina. Foto/Reuters
GAZA - Mesir merupakan salah satu negara Muslim yang berbatasan langsung dengan Palestina. Kepemimpinan Mesir sangat menentukan arah perjuangan bangsa Palestina.

Namun, hanya sedikit presiden Mesir yang memiliki kedekatan dan menjadi pendukung setia kepada Palestina. Sayangnya, pemimpin Mesir yang pro-Palestina kerap diganggu Israel. Itu dikarenakan Israel tetap menginginkan pemimpin Mesir yang lebih berpihak kepada Tel Aviv dibandingkan kepada Gaza.

2 Presiden Mesir yang Jadi Pendukung Setia Palestina dan Anti-Israel

1. Gamal Abdel Nasser





Foto/Reuters

Gamal Abdel Nasser merupakan presiden kedua Mesir dari tahun 1954 hingga kematiannya pada tahun 1970. Selain Nasser memimpin revolusi Mesir tahun 1952 dan dikenal dengan nasionalisasi Perusahaan Terusan Suez dan kemenangan politiknya dalam Krisis Suez, dia dikenal sebagai pendukung setia Palestina dan sangat anti-Israel.

Menyusul kekalahan Mesir oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967, Nasser mengundurkan diri, namun ia kembali menjabat setelah demonstrasi rakyat menyerukan agar ia diangkat kembali. Pada tahun 1968, Nasser mengangkat dirinya sendiri sebagai perdana menteri, melancarkan Perang Atrisi untuk merebut kembali Semenanjung Sinai yang diduduki Israel.

Melansir Middle East Forum, pada tahun 1964, Nasser, dengan bantuan Soviet, membentuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan menunjuk Ahmad Shukeiri, mantan duta besar Suriah dan Saudi untuk PBB, kelahiran Lebanon, sebagai ketuanya. Secara sepintas lalu, hal ini merupakan langkah berani untuk memajukan perjuangan nasional Palestina; pada kenyataannya, hal ini merupakan sebuah taktik yang cerdik untuk memberikan presiden Mesir kendali penuh atas tujuan ini seperti yang ditunjukkan dengan cepat oleh saingannya, organisasi Fatah, Yasser Arafat, yang didirikan beberapa tahun sebelumnya.

Dengan menjadi vokalis PLO, Nasser berusaha tampil radikal dan moderat secara bersamaan untuk meningkatkan status pan-Arabnya di satu sisi, dan memaksimalkan keuntungan politik dan ekonomi dari Moskow dan Washington di sisi lain.

Saat berpidato di depan khalayak Arab, khususnya di negara-negara radikal seperti Suriah, Irak, dan Aljazair, ia menekankan upaya Mesir memperjuangkan perjuangan Palestina demi kehancuran Israel, namun tidak membahas hal-hal spesifik mengenai "pembebasan Palestina."
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More