Satu Serangan Hamas Tewaskan 21 Tentara Israel, Hari Menyakitkan bagi Zionis
Selasa, 23 Januari 2024 - 13:36 WIB
GAZA - Militer Israel pada Selasa (23/1/2024) mengumumkan sebanyak 21 tentaranya tewas di Jalur Gaza dalam sebuah serangan Hamas pada hari Senin. Itu menjadi hari paling menyakitkan bagi militer Zionis sepanjang perang 3 bulan.
Mengutip laporan AP, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pasukan cadangan sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di Gaza tengah pada hari Senin ketika seorang milisi Hamas menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya.
Tembakan granat itu memicu ledakan hebat, menyebabkan kedua bangunan dua lantai itu runtuh menimpa para tentara Israel di dalamnya.
Banyaknya korban jiwa di pihak militer Zionis itu dapat menambah momentum baru bagi seruan kepada Israel agar menghentikan invasi sementara atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Banyaknya korban di pihak Israel telah memberikan tekanan pada pemerintah Zionis di masa lalu untuk menghentikan operasi militer.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus maju sampai Israel menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa dan memulangkan ratusan sandera yang ditawan di Gaza.
Masyarakat Israel sekarang semakin terpecah dalam pertanyaan apakah tujuan Netanyahu tersebut bisa dijalankan.
Keluarga para sandera dan banyak pendukung mereka telah menyerukan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.
Mengutip laporan AP, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pasukan cadangan sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di Gaza tengah pada hari Senin ketika seorang milisi Hamas menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya.
Tembakan granat itu memicu ledakan hebat, menyebabkan kedua bangunan dua lantai itu runtuh menimpa para tentara Israel di dalamnya.
Banyaknya korban jiwa di pihak militer Zionis itu dapat menambah momentum baru bagi seruan kepada Israel agar menghentikan invasi sementara atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Banyaknya korban di pihak Israel telah memberikan tekanan pada pemerintah Zionis di masa lalu untuk menghentikan operasi militer.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus maju sampai Israel menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa dan memulangkan ratusan sandera yang ditawan di Gaza.
Masyarakat Israel sekarang semakin terpecah dalam pertanyaan apakah tujuan Netanyahu tersebut bisa dijalankan.
Keluarga para sandera dan banyak pendukung mereka telah menyerukan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.
tulis komentar anda