Israel Culik 70 Petugas Medis Rumah Sakit Kamal Adwan
Kamis, 14 Desember 2023 - 00:58 WIB
JALUR GAZA - LSM Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) mengecam serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan pada hari Selasa, ketika pasukan menculik 70 staf medis ke lokasi yang dirahasiakan. Rumah sakit tersebut, menurut stafnya, dikepung selama beberapa hari sebelum diserbu pada tengah hari kemarin.
“MAP sangat prihatin dengan keselamatan mereka, serta para pasien, staf, dan pengungsi yang dilaporkan terjebak di dalam rumah sakit tanpa listrik, air, atau makanan,” tegas LSM tersebut dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (14/12/2023).
Setidaknya 65 pasien – termasuk 12 anak dalam perawatan intensif dan enam bayi di inkubator – dilaporkan masih berada di dalam rumah sakit, serta 45 staf medis. Hingga Selasa, 3.000 pengungsi juga berlindung di rumah sakit.
MAP mengatakan pihaknya mendesak perlindungan terhadap mereka, dan menyebut serangan terhadap layanan kesehatan sebagai potensi pelanggaran serius terhadap hukum internasional yang harus ada akuntabilitasnya.
Sementara itu, penembakan Israel di Jalur Gaza berlanjut selama 68 hari berturut-turut pada hari Rabu, di mana jumlah korban tewas kini meningkat menjadi 18.608, menurut kementerian kesehatan.
Pengungsi di Jalur Gaza juga terguncang akibat kondisi cuaca buruk, yang memperburuk kondisi di kamp-kamp darurat dan tenda-tenda di beberapa lokasi di Jalur Gaza, di tengah hujan lebat dan deras.
Hujan, kelembapan, dan lumpur berpotensi memperburuk risiko penyebaran penyakit di antara mereka yang mengungsi dan mencari perlindungan, hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pihaknya kehabisan vaksin untuk anak-anak.
Pasukan Israel sebelumnya telah menggerebek dan mengevakuasi fasilitas medis lainnya di Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia dan al-Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hanya 11 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih berfungsi sebagian dan meminta agar rumah sakit tersebut tetap utuh.
“MAP sangat prihatin dengan keselamatan mereka, serta para pasien, staf, dan pengungsi yang dilaporkan terjebak di dalam rumah sakit tanpa listrik, air, atau makanan,” tegas LSM tersebut dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (14/12/2023).
Setidaknya 65 pasien – termasuk 12 anak dalam perawatan intensif dan enam bayi di inkubator – dilaporkan masih berada di dalam rumah sakit, serta 45 staf medis. Hingga Selasa, 3.000 pengungsi juga berlindung di rumah sakit.
MAP mengatakan pihaknya mendesak perlindungan terhadap mereka, dan menyebut serangan terhadap layanan kesehatan sebagai potensi pelanggaran serius terhadap hukum internasional yang harus ada akuntabilitasnya.
Sementara itu, penembakan Israel di Jalur Gaza berlanjut selama 68 hari berturut-turut pada hari Rabu, di mana jumlah korban tewas kini meningkat menjadi 18.608, menurut kementerian kesehatan.
Pengungsi di Jalur Gaza juga terguncang akibat kondisi cuaca buruk, yang memperburuk kondisi di kamp-kamp darurat dan tenda-tenda di beberapa lokasi di Jalur Gaza, di tengah hujan lebat dan deras.
Baca Juga
Hujan, kelembapan, dan lumpur berpotensi memperburuk risiko penyebaran penyakit di antara mereka yang mengungsi dan mencari perlindungan, hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pihaknya kehabisan vaksin untuk anak-anak.
Pasukan Israel sebelumnya telah menggerebek dan mengevakuasi fasilitas medis lainnya di Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia dan al-Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hanya 11 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih berfungsi sebagian dan meminta agar rumah sakit tersebut tetap utuh.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda