Putus Asa Gagal Lenyapkan Hamas, Israel Coba Adu Domba dengan Sudutkan Yahya Sinwar
Selasa, 12 Desember 2023 - 00:01 WIB
TEL AVIV - Israel gagal mewujudkan sumpahnya untuk melenyapkan Hamas meski perangnya di Gaza sudah berlangsung lebih dari 60 hari sejak dimulai 7 Oktober. Putus asa dengan kegagalannya, rezim Zionis kini menggunakan taktik mengadu domba di antara anggota kelompok perlawanan Palestina itu dengan menjelek-jelekkan pemimpin mereka; Yahya Sinwar.
Yahya Sinwar adalah pemimpin operasional Hamas di Gaza. Dia dan komandan sayap militer Hamas Brigade Izz ad-Din al-Qassam Mohammed Deif merupakan dua dari enam petinggi Hamas yang paling diburu intelijen dan militer Israel sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas 7 Oktober—yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa—telah menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan 240 lainnya disandera, menurut angka resmi dari rezim Zionis. Alih-alih menangkap atau membunuh Sinwar, militer dan intelijen Israel masih gagal melacak jejaknya sejak perang dimulai.
Badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, sekarang mengeklaim tak ada satu pun warga Gaza yang mendukung Sinwar. Klaim itu, menurut Shin Bet, berasal dari pengakuan mantan Menteri Komunikasi Hamas Yosef Almansi kepada interogator badan intelijen Zionis tersebut.
“Saya belum melihat siapa pun di Jalur Gaza yang mendukung Sinwar,” kata Shin Bet menirukan pengakuan Yosef Almansi kepada interogator Israel, seperti dikutip Jerusalem Post, Senin (11/12/2023).
“Tidak ada yang menyukai Sinwar. Ada orang yang, siang dan malam, berdoa agar Tuhan membebaskan kita darinya.”
Almansi, lanjut klaim Shin Bet, mengkritik keras Hamas dan menggambarkan Yahya Sinwar sebagai seorang lalim yang tidak populer dan hanya membawa kerugian bagi rakyat Palestina.
“Sinwar memiliki delusi keagungan," lanjut klaim Shin Bet menirukan pengakuan Almansi kepada interogator Israel. "Dia merasa berada di atas orang lain. Masyarakat tidak setuju. Saya belum melihat siapa pun di Jalur Gaza yang mendukung Sinwar.”
Yahya Sinwar adalah pemimpin operasional Hamas di Gaza. Dia dan komandan sayap militer Hamas Brigade Izz ad-Din al-Qassam Mohammed Deif merupakan dua dari enam petinggi Hamas yang paling diburu intelijen dan militer Israel sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas 7 Oktober—yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa—telah menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan 240 lainnya disandera, menurut angka resmi dari rezim Zionis. Alih-alih menangkap atau membunuh Sinwar, militer dan intelijen Israel masih gagal melacak jejaknya sejak perang dimulai.
Baca Juga
Badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, sekarang mengeklaim tak ada satu pun warga Gaza yang mendukung Sinwar. Klaim itu, menurut Shin Bet, berasal dari pengakuan mantan Menteri Komunikasi Hamas Yosef Almansi kepada interogator badan intelijen Zionis tersebut.
“Saya belum melihat siapa pun di Jalur Gaza yang mendukung Sinwar,” kata Shin Bet menirukan pengakuan Yosef Almansi kepada interogator Israel, seperti dikutip Jerusalem Post, Senin (11/12/2023).
“Tidak ada yang menyukai Sinwar. Ada orang yang, siang dan malam, berdoa agar Tuhan membebaskan kita darinya.”
Almansi, lanjut klaim Shin Bet, mengkritik keras Hamas dan menggambarkan Yahya Sinwar sebagai seorang lalim yang tidak populer dan hanya membawa kerugian bagi rakyat Palestina.
“Sinwar memiliki delusi keagungan," lanjut klaim Shin Bet menirukan pengakuan Almansi kepada interogator Israel. "Dia merasa berada di atas orang lain. Masyarakat tidak setuju. Saya belum melihat siapa pun di Jalur Gaza yang mendukung Sinwar.”
tulis komentar anda