Pakar: Militer Israel Manipulasi Video Tahanan Palestina untuk Mempengaruhi Opini Publik

Senin, 11 Desember 2023 - 16:09 WIB
Video tahanan Palestina yang menyerah dan dipublikasikan oleh Israel disebut hanya sebagai manipulasi dan rekayasa. Foto/Media Sosial
GAZA - Militer Israel telah merilis sebuah video yang konon menunjukkan tersangka pejuang Hamas ditangkap di kamp pengungsi Jabalia. Banyak pihak mengkritik video tersebut sebagai manipulasi dan rekayasa semata.

Kenapa? Ini argumentasinya.

Dalam video tersebut, terlihat seorang pria berjalan ke arah seorang tentara dan menyerahkan senapan di tangan kirinya, serta pistol di tangan kanannya. Namun tampaknya klip tersebut hanya rekayasa, dengan versi kedua yang sedikit berbeda juga muncul secara online, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keaslian video tersebut.

Diketahui juga bahwa orang dalam video tersebut adalah seorang pria terkenal di Gaza, pemilik bengkel aluminium, dan diduga diculik di kota lain di Gaza utara.



Samuel Wooley, pakar propaganda dan manipulasi teknologi di Universitas Texas, mengatakan bukanlah hal baru mengenai penggunaan video untuk “memanipulasi opini publik” dalam peperangan.



“Gambar dapat dipalsukan dan dipalsukan dengan banyak cara. Dan itu termasuk penggunaan Kecerdasan Buatan, termasuk penggunaan alat komputasi,” katanya, tanpa mengomentari secara langsung video spesifik Israel tersebut, dilansir Al Jazeera.

“Kami melihat peningkatan besar-besaran dalam kualitas video yang dimanipulasi, sehingga memungkinkan produksi video yang jauh lebih canggih dan dapat dipercaya dibandingkan sebelumnya.”

Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya ingin mencegah penyebaran lebih lanjut gambar-gambar yang menunjukkan warga Palestina yang ditahan di Jalur Gaza ditelanjangi. Hal itu menyusul kemarahan atas foto-foto memalukan yang dibagikan oleh media lokal.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More