Berebut Sumber Daya Alam, Kutub Utara Jadi Zona Konflik Baru antara Rusia dan NATO
Jum'at, 08 Desember 2023 - 09:47 WIB
MOSKOW - Rusia menghadapi ancaman keamanan yang semakin besar di Arktik atau Kutub Utara. Itu diungkapkan komandan Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolay Yevmenov.
"Ancaman ini terutama terkait dengan meningkatnya kehadiran asing di wilayah tersebut karena bergabungnya Finlandia ke NATO," kata Yevmenov pada forum Arktik di St. Petersburg, dilansir RT.
Tahun lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia memberikan tantangan strategis terhadap aliansi tersebut di Arktik, dan menyerukan perluasan jejak militer di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022 setelah konflik Ukraina dimulai. Meskipun Helsinki secara resmi menjadi bagian dari blok militer pimpinan AS pada bulan April, permohonan Stockholm masih belum jelas mengenai posisi Türkiye dan Hongaria.
"Moskow menyaksikan kecenderungan negatif di bidang keamanan regional,” kata Yevmenov, mengacu pada Arktik. Dia menyebut bergabungnya Helsinki ke dalam blok militer pimpinan AS dan aspirasi Stockholm untuk bergabung dengan blok tersebut merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perkembangan negatif tersebut.
Persaingan di antara negara-negara terkemuka dunia mengenai akses terhadap sumber daya di Arktik dan rute transportasi regional semakin meningkat, laksamana memperingatkan. “Kolektif Barat meningkatkan upaya untuk menghambat kegiatan ekonomi Rusia di Arktik,” katanya.
Baca Juga: Vladimir Putin Dikawal Jet Tempur Su-35, Ini Penjelasan Kremlin
Yevmenov menambahkan bahwa Norwegia secara khusus berupaya mendorong Rusia keluar dari kepulauan Spitsbergen, yang juga dikenal sebagai Salbard.
Sebagai wilayah Norwegia, Spitsbergen masih memiliki kehadiran Rusia dalam bentuk perusahaan pertambangan Arktikugol dan komunitas pertambangan Barentsburg. Rusia memiliki hak yang sama untuk terlibat dalam kegiatan komersial di kepulauan ini bersama dengan 13 negara lainnya sesuai dengan Perjanjian Svalbard tahun 1920, yang juga menjadikan wilayah tersebut sebagai zona perdagangan bebas demiliterisasi sekaligus mengakui kedaulatan Norwegia atas wilayah tersebut.
Moskow memperingatkan pada bulan September bahwa ekspansi militer NATO di Arktik melemahkan keamanan regional. Blok yang dipimpin AS mendukung “skenario kuat untuk meningkatkan keamanannya sendiri di Utara dengan mengorbankan keamanan negara lain,” kata diplomat senior Rusia, Nikolay Korchunov, kepada RIA Novosti pada saat itu. Pejabat tersebut juga memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi tantangan ini dengan “serangkaian tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan pencegahan.”
"Ancaman ini terutama terkait dengan meningkatnya kehadiran asing di wilayah tersebut karena bergabungnya Finlandia ke NATO," kata Yevmenov pada forum Arktik di St. Petersburg, dilansir RT.
Tahun lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia memberikan tantangan strategis terhadap aliansi tersebut di Arktik, dan menyerukan perluasan jejak militer di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022 setelah konflik Ukraina dimulai. Meskipun Helsinki secara resmi menjadi bagian dari blok militer pimpinan AS pada bulan April, permohonan Stockholm masih belum jelas mengenai posisi Türkiye dan Hongaria.
"Moskow menyaksikan kecenderungan negatif di bidang keamanan regional,” kata Yevmenov, mengacu pada Arktik. Dia menyebut bergabungnya Helsinki ke dalam blok militer pimpinan AS dan aspirasi Stockholm untuk bergabung dengan blok tersebut merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perkembangan negatif tersebut.
Persaingan di antara negara-negara terkemuka dunia mengenai akses terhadap sumber daya di Arktik dan rute transportasi regional semakin meningkat, laksamana memperingatkan. “Kolektif Barat meningkatkan upaya untuk menghambat kegiatan ekonomi Rusia di Arktik,” katanya.
Baca Juga: Vladimir Putin Dikawal Jet Tempur Su-35, Ini Penjelasan Kremlin
Yevmenov menambahkan bahwa Norwegia secara khusus berupaya mendorong Rusia keluar dari kepulauan Spitsbergen, yang juga dikenal sebagai Salbard.
Sebagai wilayah Norwegia, Spitsbergen masih memiliki kehadiran Rusia dalam bentuk perusahaan pertambangan Arktikugol dan komunitas pertambangan Barentsburg. Rusia memiliki hak yang sama untuk terlibat dalam kegiatan komersial di kepulauan ini bersama dengan 13 negara lainnya sesuai dengan Perjanjian Svalbard tahun 1920, yang juga menjadikan wilayah tersebut sebagai zona perdagangan bebas demiliterisasi sekaligus mengakui kedaulatan Norwegia atas wilayah tersebut.
Moskow memperingatkan pada bulan September bahwa ekspansi militer NATO di Arktik melemahkan keamanan regional. Blok yang dipimpin AS mendukung “skenario kuat untuk meningkatkan keamanannya sendiri di Utara dengan mengorbankan keamanan negara lain,” kata diplomat senior Rusia, Nikolay Korchunov, kepada RIA Novosti pada saat itu. Pejabat tersebut juga memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi tantangan ini dengan “serangkaian tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan pencegahan.”
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda