Israel Perluas Perang Melawan Hamas ke Gaza Selatan, Sudah 12.300 Warga Palestina Tewas
Minggu, 19 November 2023 - 10:12 WIB
Juru bicara otoritas Hamas di Gaza mengatakan 200 orang tewas atau terluka di sekolah tersebut. Militer Israel tidak berkomentar.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang pemerintahannya menguasai sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, pada hari Sabtu mengatakan, “Ratusan orang yang terpaksa mengungsi terbunuh di dua sekolah di Gaza.”
Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah kelompok militan tersebut mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober di mana para milisinya menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Ketika konflik memasuki minggu ketujuh, pihak berwenang di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas menambah jumlah korban tewas menjadi 12.300, termasuk 5.000 anak-anak.
Abbas pada hari Sabtu mengajukan permohonan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk campur tangan menghentikan operasi Israel di Gaza.
Dalam pidato yang disiarkan oleh Palestine TV, Abbas mengatakan; "Ratusan orang yang terpaksa mengungsi dibunuh di dua sekolah di Gaza.”
“[Kami menuntut ] agar Anda dan para pemimpin dunia mengambil tanggung jawab untuk menghentikan agresi dan genosida terhadap rakyat kami,” kata Abbas, seperti dikutip Reuters.
Biden, yang menentang gencatan senjata, berupaya mengakhiri konflik tersebut, dengan mengatakan dalam artikel opini Washington Post bahwa Otoritas Palestina pada akhirnya harus memerintah Gaza dan Tepi Barat.
Ditanya tentang usulan Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv bahwa Otoritas Palestina dalam bentuknya yang sekarang tidak mampu bertanggung jawab atas Gaza. Israel belum mengungkapkan strategi untuk Gaza setelah perang.
Ketika militer Israel berupaya bergerak ke selatan, para pejabat Palestina menuduh tentara Israel mengevakuasi secara paksa sebagian besar staf, pasien, dan pengungsi dari Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, dan meninggalkan mereka dalam perjalanan berbahaya ke arah selatan dengan berjalan kaki.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang pemerintahannya menguasai sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, pada hari Sabtu mengatakan, “Ratusan orang yang terpaksa mengungsi terbunuh di dua sekolah di Gaza.”
Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah kelompok militan tersebut mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober di mana para milisinya menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Ketika konflik memasuki minggu ketujuh, pihak berwenang di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas menambah jumlah korban tewas menjadi 12.300, termasuk 5.000 anak-anak.
Abbas pada hari Sabtu mengajukan permohonan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk campur tangan menghentikan operasi Israel di Gaza.
Dalam pidato yang disiarkan oleh Palestine TV, Abbas mengatakan; "Ratusan orang yang terpaksa mengungsi dibunuh di dua sekolah di Gaza.”
“[Kami menuntut ] agar Anda dan para pemimpin dunia mengambil tanggung jawab untuk menghentikan agresi dan genosida terhadap rakyat kami,” kata Abbas, seperti dikutip Reuters.
Biden, yang menentang gencatan senjata, berupaya mengakhiri konflik tersebut, dengan mengatakan dalam artikel opini Washington Post bahwa Otoritas Palestina pada akhirnya harus memerintah Gaza dan Tepi Barat.
Ditanya tentang usulan Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv bahwa Otoritas Palestina dalam bentuknya yang sekarang tidak mampu bertanggung jawab atas Gaza. Israel belum mengungkapkan strategi untuk Gaza setelah perang.
Ketika militer Israel berupaya bergerak ke selatan, para pejabat Palestina menuduh tentara Israel mengevakuasi secara paksa sebagian besar staf, pasien, dan pengungsi dari Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, dan meninggalkan mereka dalam perjalanan berbahaya ke arah selatan dengan berjalan kaki.
tulis komentar anda