Serangan Kilat Spektakuler Hamas ke Israel Bikin Citra Mossad Runtuh Seketika
Selasa, 10 Oktober 2023 - 09:17 WIB
TEL AVIV - Pemerintah Israel selama ini membanggakan badan intelijennya; Mossad, sebagai organisasi mata-mata canggih.
Namun serangan kilat sepektakuler "Operasi Badai al-Aqsa" Hamas yang tewaskan lebih dari 800 orang di negara Yahudi itu membuat fungsi Mossad menjadi sorotan media. Citra Mossad yang nyaris sempurna runtuh seketika akibat serangan kilat Hamas.
Pada 6 Oktober, ribuan warga Israel terbangun dengan gemetar karena sirene yang menggelegar di beberapa kota. Kelompok perlawanan Palestina; Hamas, telah meluncurkan sekitar 5.000 roket dari Gaza bersamaan dengan serangan darat-laut-udara yang sensasional ke tanah Israel.
Hamas mengirimkan ratusan pejuangnya untuk menyusup ke kota-kota, komunitas kibbutz, dan bahkan festival musik di luar ruangan.
Warga Israel yang dilanda kepanikan bersembunyi di rumah mereka dengan laporan tersebar luas bahwa pejuang Hamas melakukan serangan dari rumah ke rumah, menembaki warga sipil atau menyeret mereka pergi.
Serangan darat Hamas diperkuat dengan perahu dan paralayang bermotor yang menerobos tanah Israel di pagi hari dengan menggunakan taktik gerilya.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 800 orang tewas dalam serangan terburuk di tanah Israel sejak Perang Yom Kippur tahun 1973; hal ini terlepas dari upaya gabungan dari Shin Bet dan Mossad, dua badan keamanan dan intelijen Israel yang terkenal.
Serangan dan kematian tersebut merupakan pukulan besar, terutama bagi kredibilitas Mossad yang prestasinya di Israel dan di seluruh dunia sangat melegenda.
Menurut laporan NDTV, Selasa (10/10/2023), dengan anggaran tahunan sebesar USD3 miliar dan 7.000 staf, Mossad adalah agen spionase terbesar kedua di Barat setelah CIA.
David "Dadi" Barnea, yang menggantikan Yossi Cohen sebagai kepala Mossad pada Juni 2021, dipilih melalui proses yang sangat rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang di kantor perdana menteri Israel, badan tersebut, dan Komite Penasihat Pegawai Negeri Sipil, yang memeriksa dan menyetujui bahkan penunjukan perdana menteri Israel.
Mossad memiliki beberapa departemen, namun rincian struktur internalnya sebagian besar tersembunyi. Mereka tidak hanya memiliki jaringan informan dan agen di dalam kelompok militan Palestina, namun juga di negara-negara yang bermusuhan seperti Lebanon, Suriah, dan Iran.
Jaringan mata-mata badan intelijen yang luas memberi mereka pengetahuan mendalam tentang gerakan para pemimpin militan, sehingga memungkinkan mereka melakukan pembunuhan secara tepat jika diperlukan.
Departemen-departemen Mossad
Ini adalah divisi terbesar yang bertanggung jawab atas operasi spionase di seluruh dunia.
Divisi ini melakukan aktivitas politik dan bekerja dengan badan intelijen asing yang bersahabat dan negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.
Divisi ini juga dikenal sebagai Metsada, melakukan operasi pembunuhan, sabotase, paramiliter, dan perang psikologis yang sangat sensitif.
Divisi ini bertanggung jawab atas perang psikologis, propaganda, dan operasi penipuan.
Divisi ini menghasilkan intelijen, termasuk laporan situasi harian, ringkasan mingguan, dan laporan bulanan terperinci.
Divisi ini mengembangkan teknologi canggih untuk mendukung operasi Mossad.
Tingkat keberhasilan sempurna Israel dan Mossad dalam menggagalkan serangan eksternal telah menjadikan kegagalan dalam mengantisipasi serangan Hamas pada hari Sabtu menjadi semakin mendesak.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana Hamas berhasil menimbun ribuan roket dan rudal begitu dekat dengan wilayahnya tanpa terdeteksi oleh intelijen Israel atau mengapa sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel yang selalu andal tidak mampu mencegat semua proyektil yang masuk dari Gaza.
Meskipun terdapat langkah-langkah keamanan berteknologi tinggi di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, termasuk kamera, sensor gerak tanah, dan patroli tentara rutin, serangan infiltrasi Hamas baru-baru ini berhasil.
Video yang muncul di media sosial menunjukkan buldoser merobohkan sebagian "dinding besi" yang tampaknya tidak dapat ditembus yang menandai perbatasan Israel-Gaza.
Pejuang Hamas berhasil menyusup melalui pagar, membuat lubang di kawat, dan tiba melalui laut dengan perahu dan paralayang.
Skala serangan, kompleksitas pelaksanaannya, serta diperlukan koordinasi dan perencanaan selama berbulan-bulan menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana dan mengapa badan intelijen Israel yang nyaris sempurna gagal mendeteksi serangan tersebut.
Beberapa orang menyamakannya dengan serangan 9/11 di New York yang menimbulkan dampak tidak hanya melalui CIA tetapi juga jaringan intelijen global secara umum.
Namun serangan kilat sepektakuler "Operasi Badai al-Aqsa" Hamas yang tewaskan lebih dari 800 orang di negara Yahudi itu membuat fungsi Mossad menjadi sorotan media. Citra Mossad yang nyaris sempurna runtuh seketika akibat serangan kilat Hamas.
Pada 6 Oktober, ribuan warga Israel terbangun dengan gemetar karena sirene yang menggelegar di beberapa kota. Kelompok perlawanan Palestina; Hamas, telah meluncurkan sekitar 5.000 roket dari Gaza bersamaan dengan serangan darat-laut-udara yang sensasional ke tanah Israel.
Hamas mengirimkan ratusan pejuangnya untuk menyusup ke kota-kota, komunitas kibbutz, dan bahkan festival musik di luar ruangan.
Baca Juga
Warga Israel yang dilanda kepanikan bersembunyi di rumah mereka dengan laporan tersebar luas bahwa pejuang Hamas melakukan serangan dari rumah ke rumah, menembaki warga sipil atau menyeret mereka pergi.
Serangan darat Hamas diperkuat dengan perahu dan paralayang bermotor yang menerobos tanah Israel di pagi hari dengan menggunakan taktik gerilya.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 800 orang tewas dalam serangan terburuk di tanah Israel sejak Perang Yom Kippur tahun 1973; hal ini terlepas dari upaya gabungan dari Shin Bet dan Mossad, dua badan keamanan dan intelijen Israel yang terkenal.
Serangan dan kematian tersebut merupakan pukulan besar, terutama bagi kredibilitas Mossad yang prestasinya di Israel dan di seluruh dunia sangat melegenda.
Bagaimana Fungsi Mossad?
Menurut laporan NDTV, Selasa (10/10/2023), dengan anggaran tahunan sebesar USD3 miliar dan 7.000 staf, Mossad adalah agen spionase terbesar kedua di Barat setelah CIA.
David "Dadi" Barnea, yang menggantikan Yossi Cohen sebagai kepala Mossad pada Juni 2021, dipilih melalui proses yang sangat rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang di kantor perdana menteri Israel, badan tersebut, dan Komite Penasihat Pegawai Negeri Sipil, yang memeriksa dan menyetujui bahkan penunjukan perdana menteri Israel.
Mossad memiliki beberapa departemen, namun rincian struktur internalnya sebagian besar tersembunyi. Mereka tidak hanya memiliki jaringan informan dan agen di dalam kelompok militan Palestina, namun juga di negara-negara yang bermusuhan seperti Lebanon, Suriah, dan Iran.
Jaringan mata-mata badan intelijen yang luas memberi mereka pengetahuan mendalam tentang gerakan para pemimpin militan, sehingga memungkinkan mereka melakukan pembunuhan secara tepat jika diperlukan.
Departemen-departemen Mossad
1. Departemen Pengumpulan Mossad
Ini adalah divisi terbesar yang bertanggung jawab atas operasi spionase di seluruh dunia.
2. Departemen Aksi dan Penghubung Politik
Divisi ini melakukan aktivitas politik dan bekerja dengan badan intelijen asing yang bersahabat dan negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.
3. Departemen Operasi Khusus
Divisi ini juga dikenal sebagai Metsada, melakukan operasi pembunuhan, sabotase, paramiliter, dan perang psikologis yang sangat sensitif.
4. Departemen LAP (Lohamah Psichologit)
Divisi ini bertanggung jawab atas perang psikologis, propaganda, dan operasi penipuan.
5. Departemen Riset
Divisi ini menghasilkan intelijen, termasuk laporan situasi harian, ringkasan mingguan, dan laporan bulanan terperinci.
6. Departemen Teknologi
Divisi ini mengembangkan teknologi canggih untuk mendukung operasi Mossad.
Bagaimana Mossad Bisa Gagal?
Tingkat keberhasilan sempurna Israel dan Mossad dalam menggagalkan serangan eksternal telah menjadikan kegagalan dalam mengantisipasi serangan Hamas pada hari Sabtu menjadi semakin mendesak.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana Hamas berhasil menimbun ribuan roket dan rudal begitu dekat dengan wilayahnya tanpa terdeteksi oleh intelijen Israel atau mengapa sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel yang selalu andal tidak mampu mencegat semua proyektil yang masuk dari Gaza.
Meskipun terdapat langkah-langkah keamanan berteknologi tinggi di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, termasuk kamera, sensor gerak tanah, dan patroli tentara rutin, serangan infiltrasi Hamas baru-baru ini berhasil.
Video yang muncul di media sosial menunjukkan buldoser merobohkan sebagian "dinding besi" yang tampaknya tidak dapat ditembus yang menandai perbatasan Israel-Gaza.
Pejuang Hamas berhasil menyusup melalui pagar, membuat lubang di kawat, dan tiba melalui laut dengan perahu dan paralayang.
Skala serangan, kompleksitas pelaksanaannya, serta diperlukan koordinasi dan perencanaan selama berbulan-bulan menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana dan mengapa badan intelijen Israel yang nyaris sempurna gagal mendeteksi serangan tersebut.
Beberapa orang menyamakannya dengan serangan 9/11 di New York yang menimbulkan dampak tidak hanya melalui CIA tetapi juga jaringan intelijen global secara umum.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda