Tak Berhijab, Seorang Gadis Dipukuli Polisi Moral Iran hingga Koma
Kamis, 05 Oktober 2023 - 01:04 WIB
TEHERAN - Aktivis hak asasi manusia menuduh polisi moral Iran memukuli seorang gadis karena tidak mengenakan jilbab dan memasang foto yang konon menunjukkan dia dalam keadaan koma.
Armita Geravand, 16, pingsan setelah menaiki kereta metro Teheran di stasiun Shohada pada Minggu (1/10/2023).
Para pejabat mengatakan dia pingsan dan merilis rekaman CCTV di mana dia terlihat ditarik dari kereta hingga pingsan.
Kelompok hak asasi manusia Hengaw menuduh bahwa Geravand menjadi sasaran "serangan fisik yang parah" oleh petugas polisi moral.
Dikatakan bahwa Armita dirawat di rumah sakit Fajar di Teheran dengan pengamanan ketat, dan telepon seluruh anggota keluarganya telah disita.
Pada Senin, pihak berwenang menahan sebentar seorang jurnalis perempuan untuk surat kabar Sharq yang pergi ke rumah sakit untuk melaporkan kasus tersebut.
Hengaw, yang berfokus pada etnis minoritas Kurdi di Iran, mengatakan pada Selasa sore bahwa Armita tinggal di Teheran tetapi berasal dari provinsi Kermanshah di bagian barat yang mayoritas penduduknya Kurdi.
"[Dia] diserang secara fisik oleh pihak berwenang di stasiun Shohada... karena apa yang mereka anggap sebagai ketidakpatuhan terhadap kewajiban 'hijab'," tambah Hengaw. Akibatnya, dia mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Armita Geravand, 16, pingsan setelah menaiki kereta metro Teheran di stasiun Shohada pada Minggu (1/10/2023).
Para pejabat mengatakan dia pingsan dan merilis rekaman CCTV di mana dia terlihat ditarik dari kereta hingga pingsan.
Kelompok hak asasi manusia Hengaw menuduh bahwa Geravand menjadi sasaran "serangan fisik yang parah" oleh petugas polisi moral.
Dikatakan bahwa Armita dirawat di rumah sakit Fajar di Teheran dengan pengamanan ketat, dan telepon seluruh anggota keluarganya telah disita.
Pada Senin, pihak berwenang menahan sebentar seorang jurnalis perempuan untuk surat kabar Sharq yang pergi ke rumah sakit untuk melaporkan kasus tersebut.
Hengaw, yang berfokus pada etnis minoritas Kurdi di Iran, mengatakan pada Selasa sore bahwa Armita tinggal di Teheran tetapi berasal dari provinsi Kermanshah di bagian barat yang mayoritas penduduknya Kurdi.
"[Dia] diserang secara fisik oleh pihak berwenang di stasiun Shohada... karena apa yang mereka anggap sebagai ketidakpatuhan terhadap kewajiban 'hijab'," tambah Hengaw. Akibatnya, dia mengalami luka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
tulis komentar anda