5 Fokus Debat Calon Presiden AS dari Partai Republik, dari Aborsi hingga Skandal Hukum Trump

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 02:01 WIB
Debat calon presiden dari Partai Republik AS berlangsung panas dan saling menyerang. Foto/Reuters
WASHINGTON - Bantuan untuk Ukraina, hak aborsi, dan masalah hukum mantan Presiden Donald Trump: Delapan calon presiden dari Partai Republik bentrok karena berbagai masalah dalam debat pertama musim pemilu Amerika Serikat tahun 2024.

Para kandidat tampil di Milwaukee, Wisconsin, pada Rabu malam, berharap untuk mengurangi keunggulan Trump dalam perebutan nominasi Partai Republik.

Dengan melewatkan acara tersebut – dan malah duduk untuk wawancara dengan pembawa acara konservatif Tucker Carlson – debat tersebut memberikan peluang bagi para penantang Trump untuk mencoba menarik jutaan pemilih.



Namun Trump tetap “memiliki kehadiran yang besar meskipun dia tidak ada di ruangan tersebut”, Niambi Carter, seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik di Universitas Maryland, mengatakan kepada Al Jazeera.

Calon kandidat Gedung Putih mengkritik rekam jejak Presiden AS Joe Biden dan memicu perdebatan sengit mengenai kebijakan luar negeri, termasuk bantuan AS ke Ukraina, dan isu-isu dalam negeri mulai dari keselamatan publik dan aborsi hingga pendidikan dan perekonomian Amerika.

Berikut adalah 5 fokus penting yang bisa diambil dari debat pertama Partai Republik:

1. Politikus Pemula yang Menonjol



Foto/Reuters

Vivek Ramaswamy, seorang pengusaha yang tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya, telah mendapatkan popularitas dalam persaingan nominasi Partai Republik dengan mencap dirinya sebagai orang yang tidak terlibat dalam politik seperti Trump.

Dan dia menunjukkan kehadirannya selama debat, terlibat dalam beberapa perdebatan sengit dengan rekan-rekan Partai Republiknya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More