Aktivis Anti-Islam Injak-injak Al-Qur'an di Belanda, Picu Kemarahan
Sabtu, 19 Agustus 2023 - 09:35 WIB
DEN HAAG - Seorang aktivis anti-Islam Belanda merobek dan menginjak-injak salinan Al-Qur'an dalam demonstrasi di luar Kedutaan Turki di Den Haag, Jumat. Aksinya memicu kemarahan puluhan pengunjuk rasa tandingan.
Pemerintah Belanda mengecam tindakan penistaan kitab suci umat Islam tersebut, tetapi mengaku tidak memiliki kekuatan hukum untuk mencegahnya.
Edwin Wagensveld, yang memimpin cabang Belanda dari kelompok sayap kanan Pegida, merusak salinan Al-Qur'an. Dia, seperti dikutip AFP, Sabtu (19/8/2023), beraksi dengan ditemani dua aktivis lainnya.
Polisi telah menutup akses ke jalan di mana Kedutaan Turki berada dan ada sekitar 50 pengunjuk rasa tandingan juga hadir.
Beberapa dari mereka mulai melempari Wagensveld dengan batu ketika dia merobek halaman-halaman Al-Qur'an, kitab suci umat Islam.
Sekitar 20 polisi yang dilengkapi tameng dan pentungan turun tangan ketika massa mencoba mengejarnya saat Wagensveld melarikan diri.
Pada Jumat pagi, Menteri Kehakiman Belanda kelahiran Turki; Dilan Yesilgoz, menggambarkan rencana penghancuran kitab suci itu sebagai "cukup primitif dan menyedihkan".
Tetapi, kata dia, undang-undang negara mengizinkan demonstrasi semacam itu.
Pemerintah Belanda mengecam tindakan penistaan kitab suci umat Islam tersebut, tetapi mengaku tidak memiliki kekuatan hukum untuk mencegahnya.
Edwin Wagensveld, yang memimpin cabang Belanda dari kelompok sayap kanan Pegida, merusak salinan Al-Qur'an. Dia, seperti dikutip AFP, Sabtu (19/8/2023), beraksi dengan ditemani dua aktivis lainnya.
Polisi telah menutup akses ke jalan di mana Kedutaan Turki berada dan ada sekitar 50 pengunjuk rasa tandingan juga hadir.
Beberapa dari mereka mulai melempari Wagensveld dengan batu ketika dia merobek halaman-halaman Al-Qur'an, kitab suci umat Islam.
Sekitar 20 polisi yang dilengkapi tameng dan pentungan turun tangan ketika massa mencoba mengejarnya saat Wagensveld melarikan diri.
Pada Jumat pagi, Menteri Kehakiman Belanda kelahiran Turki; Dilan Yesilgoz, menggambarkan rencana penghancuran kitab suci itu sebagai "cukup primitif dan menyedihkan".
Tetapi, kata dia, undang-undang negara mengizinkan demonstrasi semacam itu.
tulis komentar anda