Mengenal Rezim Zionis, Benarkah Telah Melenceng dari Ajaran Yahudi?
Kamis, 27 Juli 2023 - 13:48 WIB
JAKARTA - Rezim Zionis yang telah lama diterapkan di Israel kerap memunculkan pandangan negative pada negara tersebut. Bahkan telah dijadikan umpatan pada negara mayoritas Yahudi tersebut tanpa memahami terlebih dahulu pengertian Zionisme.
Rezim Zionis atau kekuasaan yang dipegang oleh orang-orang yang punya pandangan Zionis kerap disangkutpautkan dengan agama Yahudi. Padahal kedua ajaran tersebut tidak punya kesamaan dan bahkan saling bertolak belakang.
Untuk memahami apa itu Zionisme, perlu diketahui dulu tentang sejarah kaum Yahudi. Ketika kaum Yahudi belum punya negara sendiri, mereka harus hidup menderita di bawah diskriminasi setelah terusir dari Timur Tengah.
Menghadapi itu, ajaran Yahudi percaya bahwa nantinya akan ada "Mesias", yakni juru selamat yang datang untuk mereka. Karena itulah. mereka harus tahan hidup bertahun-tahun dengan siksaan dan diskriminasi.
Namun seorang Yahudi yang berprofesi sebagai jurnalis bernama Theodor Herzl memiliki pemikiran kritis saat itu. Dilansir dari Vox, Herzl menyebutkan bahwa para kaum Yahudi harus memiliki tanah sendiri supaya terhindar dari diskriminasi, karena di manapun mereka tinggal akan selalu dibenci.
Dari pemikiran Herzl inilah Zionisme muncul. Menurut Britannica, Zionisme adalah gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan mendirikan dan mendukung negara nasional Yahudi di Palestina.
Meskipun kini umat Yahudi telah memiliki negara sendiri yang merdeka pada tahun 1948, namun pemikiran Zionisme ini tidak akan hilang selama kedamaian umat Yahudi belum tercapai.
Karena itulah, rezim Zionis diterapkan demi terciptanya negara Yahudi yang damai tanpa ancaman. Namun penerapan Zionisme belakangan ini justru kerap dilakukan dengan cara yang salah, yakni dengan menyerang warga Palestina dan berusaha mengusirnya.
Hal itu disebut-sebut berkaitan dengan misi Zionisme, yakni kembalinya umat Yahudi ke tanah airnya dan menciptakan tempat berlindung yang aman dengan memiliki negara sendiri dan mampu mepertahankan diri sendiri.
Pemikiran tentang Zionisme yang muncul dari Hezl ini sebenarnya tidak ada dalam Alkitab Yahudi, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa Zionis ini adalah Yahudi. Di mana ide itu hanya muncul ketika melihat umat Yahudi tersiksa di Eropa.
Sedangkan kepercayaan Yahudi hanya mempercayai bahwa hanya sang juru selamat "Mesias"-lah yang mampu menyatukan mereka semua.
Bukti dari tak seluruh umat Yahudi berpandangan Zionisme ini adalah dengan munculnya kelompok ultra-ortodoks Yahudi pada tahun 1995 dengan nama Neturei Karta. Motto mereka adalah Yahudi bersatu menentang Zionisme.
Karena kelompok ortodoks Yahudi ini menganggap bahwa Zionisme yang diterapkan dalam rezim Zionis Israel kali ini justru telah melenceng jauh dari ajaran agama dan malah menciptakan tragedi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan aneksasi terhadap Palestina.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Rezim Zionis atau kekuasaan yang dipegang oleh orang-orang yang punya pandangan Zionis kerap disangkutpautkan dengan agama Yahudi. Padahal kedua ajaran tersebut tidak punya kesamaan dan bahkan saling bertolak belakang.
Untuk memahami apa itu Zionisme, perlu diketahui dulu tentang sejarah kaum Yahudi. Ketika kaum Yahudi belum punya negara sendiri, mereka harus hidup menderita di bawah diskriminasi setelah terusir dari Timur Tengah.
Baca Juga
Menghadapi itu, ajaran Yahudi percaya bahwa nantinya akan ada "Mesias", yakni juru selamat yang datang untuk mereka. Karena itulah. mereka harus tahan hidup bertahun-tahun dengan siksaan dan diskriminasi.
Namun seorang Yahudi yang berprofesi sebagai jurnalis bernama Theodor Herzl memiliki pemikiran kritis saat itu. Dilansir dari Vox, Herzl menyebutkan bahwa para kaum Yahudi harus memiliki tanah sendiri supaya terhindar dari diskriminasi, karena di manapun mereka tinggal akan selalu dibenci.
Dari pemikiran Herzl inilah Zionisme muncul. Menurut Britannica, Zionisme adalah gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan mendirikan dan mendukung negara nasional Yahudi di Palestina.
Meskipun kini umat Yahudi telah memiliki negara sendiri yang merdeka pada tahun 1948, namun pemikiran Zionisme ini tidak akan hilang selama kedamaian umat Yahudi belum tercapai.
Karena itulah, rezim Zionis diterapkan demi terciptanya negara Yahudi yang damai tanpa ancaman. Namun penerapan Zionisme belakangan ini justru kerap dilakukan dengan cara yang salah, yakni dengan menyerang warga Palestina dan berusaha mengusirnya.
Hal itu disebut-sebut berkaitan dengan misi Zionisme, yakni kembalinya umat Yahudi ke tanah airnya dan menciptakan tempat berlindung yang aman dengan memiliki negara sendiri dan mampu mepertahankan diri sendiri.
Pemikiran tentang Zionisme yang muncul dari Hezl ini sebenarnya tidak ada dalam Alkitab Yahudi, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa Zionis ini adalah Yahudi. Di mana ide itu hanya muncul ketika melihat umat Yahudi tersiksa di Eropa.
Sedangkan kepercayaan Yahudi hanya mempercayai bahwa hanya sang juru selamat "Mesias"-lah yang mampu menyatukan mereka semua.
Bukti dari tak seluruh umat Yahudi berpandangan Zionisme ini adalah dengan munculnya kelompok ultra-ortodoks Yahudi pada tahun 1995 dengan nama Neturei Karta. Motto mereka adalah Yahudi bersatu menentang Zionisme.
Karena kelompok ortodoks Yahudi ini menganggap bahwa Zionisme yang diterapkan dalam rezim Zionis Israel kali ini justru telah melenceng jauh dari ajaran agama dan malah menciptakan tragedi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan aneksasi terhadap Palestina.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(mas)
tulis komentar anda