Eks Ajudan Zelensky: Menginvasi Crimea Akan Membunuh 200.000 Tentara Ukraina
Minggu, 16 Juli 2023 - 06:27 WIB
KYIV - Mantan ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, memperingatkan bahwa menginvasi Crimea akan membunuh setidaknya 200.000 tentara Ukraina.
Peringatan itu disampaikan dalam wawancaranya dengan jurnalis Rusia, Yulia Latynina, yang dilansir Russia Today, Minggu (16/7/2023).
"Ada sedikit prospek untuk merebut Semenanjung Crimea melalui cara militer," kata Arestovych ketika membahas opsi yang tersisa bagi Kyiv dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Moskow.
“Berapa biayanya? Pemusnahan 200.000 populasi laki-laki dewasa?” lanjut dia, mengacu pada jumlah tentara Ukraina yang kemungkinan besar akan terbunuh.
"Perekonomian Ukraina mungkin juga hancur total dalam prosesnya," imbuh dia.
Crimea adalah wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina pada 2014 dan kemudian bergabung dengan Rusia melalui referendum. Namun, Kyiv dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum tersebut dan menganggap Moskow mencaplok Crimea.
Mantan ajudan Zelensky mengakui bahwa Kyiv sudah sepenuhnya bergantung pada pendukung Baratnya.
"Jika AS dan sekutunya berhenti memasok senjata ke pasukan Ukraina, mereka tidak hanya tidak dapat merebut kembali wilayah yang telah bergabung dengan Rusia, tetapi juga akan berjuang untuk mempertahankan posisi mereka saat ini," ujarnya.
Peringatan itu disampaikan dalam wawancaranya dengan jurnalis Rusia, Yulia Latynina, yang dilansir Russia Today, Minggu (16/7/2023).
"Ada sedikit prospek untuk merebut Semenanjung Crimea melalui cara militer," kata Arestovych ketika membahas opsi yang tersisa bagi Kyiv dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Moskow.
“Berapa biayanya? Pemusnahan 200.000 populasi laki-laki dewasa?” lanjut dia, mengacu pada jumlah tentara Ukraina yang kemungkinan besar akan terbunuh.
"Perekonomian Ukraina mungkin juga hancur total dalam prosesnya," imbuh dia.
Crimea adalah wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina pada 2014 dan kemudian bergabung dengan Rusia melalui referendum. Namun, Kyiv dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum tersebut dan menganggap Moskow mencaplok Crimea.
Mantan ajudan Zelensky mengakui bahwa Kyiv sudah sepenuhnya bergantung pada pendukung Baratnya.
"Jika AS dan sekutunya berhenti memasok senjata ke pasukan Ukraina, mereka tidak hanya tidak dapat merebut kembali wilayah yang telah bergabung dengan Rusia, tetapi juga akan berjuang untuk mempertahankan posisi mereka saat ini," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda