Rekrut Mata-mata Rusia, CIA Manfaatkan Kesempatan Melemahnya Putin
Senin, 03 Juli 2023 - 07:16 WIB
WASHINGTON - Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) gencar merekrut mata-mata di Rusia, memanfaatkan kesempatan dari melemahnya posisi Presiden Vladimir Putin.
Itu merupakan pengakuan Direktur CIA William Burns. Dia mengatakan rasa malu di dalam Rusia pada rezim Putin dan invasinya ke Ukraina telah menciptakan pembukaan "sekali dalam satu generasi".
Burns membuat komentar tersebut saat memberikan kuliah tahunan di Ditchley Park Foundation di Oxfordshire, sebuah lembaga think tank urusan global yang berbasis di rumah pedesaan yang digunakan Winston Churchill sebagai retret selama Perang Dunia II.
Dalam pidatonya, dia mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dan bahwa Putin telah mengubah Rusia menjadi "mitra dan koloni junior" China.
“Ketidakpuasan terhadap perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia,” katanya tentang peluang perekrutan mata-mata yang telah diciptakan.
"Kami tidak akan membiarkannya sia-sia," katanya lagi, seperti dikutip The Telegraph, Senin (3/7/2023).
Hubungan diplomatik dan ekonomi antara komunitas Eropa dan Rusia telah rusak sejak Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu, memaksa Kremlin untuk bergantung pada Iran untuk pasokan rudal dan drone, serta China untuk penjualan gas.
Pada bulan Maret, Presiden China Xi Jinping terbang ke Moskow dan berjanji untuk mendukung Putin di Ukraina, sebuah langkah yang menurut para analis menunjukkan tekadnya untuk menantang tatanan dunia yang dipimpin AS.
Itu merupakan pengakuan Direktur CIA William Burns. Dia mengatakan rasa malu di dalam Rusia pada rezim Putin dan invasinya ke Ukraina telah menciptakan pembukaan "sekali dalam satu generasi".
Burns membuat komentar tersebut saat memberikan kuliah tahunan di Ditchley Park Foundation di Oxfordshire, sebuah lembaga think tank urusan global yang berbasis di rumah pedesaan yang digunakan Winston Churchill sebagai retret selama Perang Dunia II.
Dalam pidatonya, dia mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dan bahwa Putin telah mengubah Rusia menjadi "mitra dan koloni junior" China.
“Ketidakpuasan terhadap perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia,” katanya tentang peluang perekrutan mata-mata yang telah diciptakan.
"Kami tidak akan membiarkannya sia-sia," katanya lagi, seperti dikutip The Telegraph, Senin (3/7/2023).
Hubungan diplomatik dan ekonomi antara komunitas Eropa dan Rusia telah rusak sejak Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu, memaksa Kremlin untuk bergantung pada Iran untuk pasokan rudal dan drone, serta China untuk penjualan gas.
Pada bulan Maret, Presiden China Xi Jinping terbang ke Moskow dan berjanji untuk mendukung Putin di Ukraina, sebuah langkah yang menurut para analis menunjukkan tekadnya untuk menantang tatanan dunia yang dipimpin AS.
tulis komentar anda