Zelensky Pindahkan Hari Natal dari 7 Januari ke 25 Desember
Kamis, 29 Juni 2023 - 08:29 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengusulkan pemindahan perayaan Natal di negara itu menjadi 25 Desember, bukan 7 Januari seperti biasanya.
Tanggal 7 Januari secara tradisional diperingati sebagai hari Natal oleh gereja Ortodoks kanonik. Kini perubahan hari Natal itu telah ditetapkan dalam undang-undang yang diterbitkan di situs web parlemen nasional.
Saat ini, kedua tanggal tersebut dianggap sebagai hari libur resmi di Ukraina. Namun, undang-undang baru Zelensky, yang sekarang harus disetujui oleh parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, berupaya mengubah undang-undang perburuhan Ukraina dan membatasi liburan Natal menjadi hanya 25 Desember.
Catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut mengklaim orang-orang Ukraina "dipaksakan oleh ideologi Rusia di hampir semua bidang kehidupan", termasuk mengamati kalender Julian.
Banyak gereja Ortodoks, termasuk Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) dan Gereja Ortodoks Rusia (ROC), masih menggunakan kalender Julian untuk menentukan hari raya.
Sesuai kalender, Natal jatuh pada 7 Januari. Katolik, Protestan, dan beberapa gereja Ortodoks menggunakan kalender Gregorian atau Julian Baru, yang berbeda 13 hari dan merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember.
“Tujuan dari rancangan undang-undang ini adalah untuk meninggalkan warisan Rusia yang memaksakan perayaan Natal pada 7 Januari,” ungkap catatan itu.
Catatan resmi itu mengklaim mengadopsi RUU itu akan memungkinkan negara "menolak tradisi Rusia dan memperkuat persatuan nasional di Ukraina."
Tanggal 7 Januari secara tradisional diperingati sebagai hari Natal oleh gereja Ortodoks kanonik. Kini perubahan hari Natal itu telah ditetapkan dalam undang-undang yang diterbitkan di situs web parlemen nasional.
Saat ini, kedua tanggal tersebut dianggap sebagai hari libur resmi di Ukraina. Namun, undang-undang baru Zelensky, yang sekarang harus disetujui oleh parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, berupaya mengubah undang-undang perburuhan Ukraina dan membatasi liburan Natal menjadi hanya 25 Desember.
Catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut mengklaim orang-orang Ukraina "dipaksakan oleh ideologi Rusia di hampir semua bidang kehidupan", termasuk mengamati kalender Julian.
Banyak gereja Ortodoks, termasuk Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) dan Gereja Ortodoks Rusia (ROC), masih menggunakan kalender Julian untuk menentukan hari raya.
Sesuai kalender, Natal jatuh pada 7 Januari. Katolik, Protestan, dan beberapa gereja Ortodoks menggunakan kalender Gregorian atau Julian Baru, yang berbeda 13 hari dan merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember.
“Tujuan dari rancangan undang-undang ini adalah untuk meninggalkan warisan Rusia yang memaksakan perayaan Natal pada 7 Januari,” ungkap catatan itu.
Catatan resmi itu mengklaim mengadopsi RUU itu akan memungkinkan negara "menolak tradisi Rusia dan memperkuat persatuan nasional di Ukraina."
tulis komentar anda