Rusia Puji Kata-kata Obama tentang Crimea, Dianggap Rasional
Sabtu, 24 Juni 2023 - 05:45 WIB
MOSKOW - Pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama baru-baru ini tentang Crimea menampilkan beberapa "pemikiran rasional", menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Dalam wawancara yang disiarkan CNN pada Kamis, Obama mengakui sejumlah besar penduduk di semenanjung Crimea mendukung posisi Rusia pada 2014.
“Ada alasan mengapa tidak ada invasi bersenjata ke Crimea (tahun 2014), karena Crimea penuh dengan banyak penutur bahasa Rusia,” ujar mantan pemimpin AS itu kepada Christiane Amanpour dari CNN.
Obama menambahkan, “Ada simpati terhadap pandangan bahwa Rusia mewakili kepentingannya.”
Menanggapi pada Jumat, Peskov menyatakan, "Dari waktu ke waktu pemikiran rasional semacam itu menemukan jalan keluarnya (di AS)."
“Memang ada faksi politisi yang cukup besar yang mendukung gagasan mengembangkan hubungan baik dengan Rusia (dan) yang menentang pemberlakuan Russophobia,” ungkap dia.
Juru bicara Kremlin, bagaimanapun, mempermasalahkan perkiraan Obama tentang jumlah warga Crimea yang mendukung penyatuan dengan Rusia.
“Ini bukan bagian tertentu dari penduduk Crimea, tapi praktis seluruh penduduk Crimea yang ingin menjadi bagian dari Federasi Rusia,” papar Peskov.
Sebagian besar warga Crimea memilih bergabung dengan Rusia dalam referendum yang diadakan pada Maret 2014, tak lama setelah kudeta yang didukung Barat menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev.
Banyak penduduk Crimea menolak mengakui otoritas baru di Kiev dan menyatakan keprihatinan atas potensi 'Ukrainisasi' yang dipaksakan di semenanjung, termasuk diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Dalam wawancara yang disiarkan CNN pada Kamis, Obama mengakui sejumlah besar penduduk di semenanjung Crimea mendukung posisi Rusia pada 2014.
“Ada alasan mengapa tidak ada invasi bersenjata ke Crimea (tahun 2014), karena Crimea penuh dengan banyak penutur bahasa Rusia,” ujar mantan pemimpin AS itu kepada Christiane Amanpour dari CNN.
Obama menambahkan, “Ada simpati terhadap pandangan bahwa Rusia mewakili kepentingannya.”
Menanggapi pada Jumat, Peskov menyatakan, "Dari waktu ke waktu pemikiran rasional semacam itu menemukan jalan keluarnya (di AS)."
“Memang ada faksi politisi yang cukup besar yang mendukung gagasan mengembangkan hubungan baik dengan Rusia (dan) yang menentang pemberlakuan Russophobia,” ungkap dia.
Baca Juga
Juru bicara Kremlin, bagaimanapun, mempermasalahkan perkiraan Obama tentang jumlah warga Crimea yang mendukung penyatuan dengan Rusia.
“Ini bukan bagian tertentu dari penduduk Crimea, tapi praktis seluruh penduduk Crimea yang ingin menjadi bagian dari Federasi Rusia,” papar Peskov.
Sebagian besar warga Crimea memilih bergabung dengan Rusia dalam referendum yang diadakan pada Maret 2014, tak lama setelah kudeta yang didukung Barat menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev.
Banyak penduduk Crimea menolak mengakui otoritas baru di Kiev dan menyatakan keprihatinan atas potensi 'Ukrainisasi' yang dipaksakan di semenanjung, termasuk diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(sya)
tulis komentar anda