Eks Sekjen Rasmussen: Negara-negara NATO Dapat Kerahkan Tentara ke Ukraina
Kamis, 08 Juni 2023 - 10:57 WIB
KYIV - Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Anders Rasmussen mengklaim bahwa beberapa negara aliansi dapat mengirim tentara mereka ke Ukraina secara sukarela.
Menurutnya, itu bisa terjadi jika Kyiv tidak ditawari jaminan keamanan pada berbagai masalah pada pertemuan puncak NATO yang akan datang.
Rasmussen, yang pernah menjabat sebagai penasihat presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pendahulunya, Petro Poroshenko, mengatakan Kyiv harus diberikan jaminan tertulis sebelum para pemimpin NATO bertemu di Vilnius, Lithuania bulan depan, termasuk untuk pembagian intelijen Barat, transfer senjata dan pelatihan militer bersama.
“Jika NATO tidak dapat menyepakati jalan yang jelas ke depan untuk Ukraina, ada kemungkinan yang jelas bahwa beberapa negara secara individu akan mengambil tindakan,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (8/6/2023).
"Saya pikir orang Polandia akan dengan serius mempertimbangkan untuk masuk dan mengumpulkan koalisi yang bersedia jika Ukraina tidak mendapatkan apa pun di Vilnius," ujarnya.
Setelah berkeliling Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir untuk membantu mendapatkan dukungan militer untuk Ukraina, Rasmussen berpendapat bahwa pengerahan pasukan asing akan sah berdasarkan hukum internasional jika diminta oleh Kyiv.
Sementara Sekjen NATO saat ini, Jens Stoltenberg, baru-baru ini mengonfirmasi bahwa beberapa jaminan keamanan akan dibahas di KTT NATO, dia menekankan bahwa jaminan penuh hanya dapat ditawarkan kepada negara-negara anggota aliansi.
Blok tersebut pertama kali berjanji untuk memberikan keanggotaan Ukraina pada tahun 2008, dan Kyiv secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung pada September lalu, tetapi sejak saat itu hanya sedikit kemajuan yang dicapai terkait masalah ini.
Menurutnya, itu bisa terjadi jika Kyiv tidak ditawari jaminan keamanan pada berbagai masalah pada pertemuan puncak NATO yang akan datang.
Rasmussen, yang pernah menjabat sebagai penasihat presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pendahulunya, Petro Poroshenko, mengatakan Kyiv harus diberikan jaminan tertulis sebelum para pemimpin NATO bertemu di Vilnius, Lithuania bulan depan, termasuk untuk pembagian intelijen Barat, transfer senjata dan pelatihan militer bersama.
“Jika NATO tidak dapat menyepakati jalan yang jelas ke depan untuk Ukraina, ada kemungkinan yang jelas bahwa beberapa negara secara individu akan mengambil tindakan,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (8/6/2023).
"Saya pikir orang Polandia akan dengan serius mempertimbangkan untuk masuk dan mengumpulkan koalisi yang bersedia jika Ukraina tidak mendapatkan apa pun di Vilnius," ujarnya.
Setelah berkeliling Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir untuk membantu mendapatkan dukungan militer untuk Ukraina, Rasmussen berpendapat bahwa pengerahan pasukan asing akan sah berdasarkan hukum internasional jika diminta oleh Kyiv.
Sementara Sekjen NATO saat ini, Jens Stoltenberg, baru-baru ini mengonfirmasi bahwa beberapa jaminan keamanan akan dibahas di KTT NATO, dia menekankan bahwa jaminan penuh hanya dapat ditawarkan kepada negara-negara anggota aliansi.
Blok tersebut pertama kali berjanji untuk memberikan keanggotaan Ukraina pada tahun 2008, dan Kyiv secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung pada September lalu, tetapi sejak saat itu hanya sedikit kemajuan yang dicapai terkait masalah ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda