Sistem Rudal S-400 Rusia Momok bagi Jet Tempur Ukraina, tapi....

Sabtu, 27 Mei 2023 - 13:42 WIB
Sistem rudal S-400 Rusia ditakuti jet-jet tempur Ukraina, namun para pakar kecewa dengan kinerjanya selama perang berlangsung. Foto/REUTERS
MOSKOW - Selama perang dengan Ukraina berlangsung, sistem pertahanan rudal canggih S-400 Rusia telah diandalkan untuk mencegat roket yang ditembakkan oleh HIMARS buatan Amerika Serikat (AS).

Dalam langkah yang agak tidak biasa, senjata pertahanan ini juga digunakan untuk melancarkan serangan ke kota-kota Ukraina.

Moskow dilaporkan menggunakan taktik ini sebagai bukti lemahnya Angkatan Udara Ukraina, menunjukkan bahwa pasukan Rusia mampu menggunakan rudal anti-pesawat yang mahal untuk operasi sekunder.

Namun, alasan yang mendasarinya lebih mungkin berakar pada keputusasaan dan frustrasi, memaksa Kremlin untuk menggunakan semua senjata yang tersedia, terlepas dari kesesuaiannya untuk tugas yang dimaksud.

Mengutip laporan EurAsian Times, Sabtu (27/5/2023), sistem S-400 telah dikerahkan ke wilayah Donbas untuk mencegat roket HIMARS yang dioperasikan militer Ukraina.





Kementerian Pertahanan Inggris baru-baru ini mengklaim bahwa para pemimpin Rusia menunjukkan kekhawatiran tentang kerentanan berkelanjutan dari sistem pertahanan udara mereka terhadap serangan drone.

Dalam pembaruan intelijen pada 15 Mei, kementerian itu mengungkapkan penilaiannya atas serangan pesawat tak berawak pada 3 Mei di Pangkalan Udara Seshcha, Rusia, sekitar 93 mil di utara perbatasan Ukraina.

Kementerian itu mengatakan bahwa beberapa kendaraan udara tak berawak (UAV) terlibat dalam serangan itu. Namun, militer Ukraina tidak mengonfirmasi keikutsertaannya dalam serangan semacam itu di tanah Rusia.

Kremlin telah melontarkan tuduhan terhadap Ukraina, menganggap mereka bertanggung jawab atas serangan sebelumnya di wilayah Rusia. Salah satu tuduhan yang menonjol adalah dugaan upaya pembunuhan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin yang melibatkan serangan pesawat tak berawak yang gagal awal bulan ini.

Pakar pertahanan Mike Mihajlovic, dalam percakapan dengan EurAsian Times, menyuarakan skeptisisme mengenai intelijen Inggris, menyoroti kekurangan dalam pengarahan mereka dan menyarankan agar mereka disaring agar selaras dengan agenda politik.

Mihajlovic menekankan tidak ada sistem pertahanan udara yang tidak dapat ditembus, dan Rusia tidak dapat menjaga setiap kilometer dari perbatasan sepanjang 60.000 kilometer.

Kuncinya adalah berkonsentrasi pada area yang paling penting, dan meskipun drone atau rudal jelajah dapat menembus sistem pertahanan, mereka mungkin tidak selalu mengenai sasarannya.

Mihajlovic percaya bahwa Rusia lebih dari mampu mempertahankan aset strategisnya.

Mihajlovic mengakui bahwa beberapa ancaman dapat berlalu, tetapi sistem pertahanan Rusia berlapis-lapis, dan jika satu lapisan gagal, lapisan lain akan mencegat ancaman yang masuk. "Perang yang sedang berlangsung adalah kesempatan untuk menguji teknologi yang ada, dan Inggris sedang mencoba melakukan hal itu. Rusia adalah musuh yang serius, tidak seperti Yugoslavia, Irak, Libya, dan lain-lain," katanya.

Penilaian untuk Sistem Rudal S-400 Rusia



Tidak ada pihak yang berhasil mencapai superioritas udara dalam konflik yang sedang berlangsung, terutama karena perang terutama berfokus pada wilayah Donbas.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More