2 Anak Muda yang Menjadi Miliarder karena Kembangkan Bisnis AI
Senin, 22 Mei 2023 - 10:22 WIB
WASHINGTON - Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi kesempatan bagi orang menjadi miliarder. Dengan mengandalkan koding dan melihat peluang, anak muda di berbagai dunia bisa mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dengan lebih mudah.
Peluang menjadi miliarder dari AI terbuka lebar karena industri di berbagai sektor kini sudah semakin terbuka menggunakannya. Apalagi, semakin banyak orang menggunakan AI untuk mendukung dan menyukseskan berbagai kegiatan dan aktivitasnya.
Berikut adalah 2 anak muda yang berhasil memanfaatkan AI sehingga mereka bisa menjadi miliarder.
1. Shunsaku Sagami
Foto/Techstory
Sagami, pendiri dan CEO M&A Research Institute Holdings, memiliki kekayaan senilai USD950 juta. Dia mendirikan sebuah firma broker pada 2018 untuk membantu menemukan antara investor dan perusahaan kecil di Jepang yang ingin dijual. Kebanyakan perusahaan kecil di Jepang umumnya tutup karena tidak ada penerus.
Sagami menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat dengan populasi yang terus menua di Jepang. Sejak debutnya di Bursa Saham Tokyo pada Juni 2022, saham M&A Research Institute terus meningkat tajam. Pada tahun 2023 saja sudah meningkat 47%. Sagami yang berusia 32 tahun memiliki 72% saham pada perusahaan tersebut.
Peluang menjadi miliarder dari AI terbuka lebar karena industri di berbagai sektor kini sudah semakin terbuka menggunakannya. Apalagi, semakin banyak orang menggunakan AI untuk mendukung dan menyukseskan berbagai kegiatan dan aktivitasnya.
Berikut adalah 2 anak muda yang berhasil memanfaatkan AI sehingga mereka bisa menjadi miliarder.
1. Shunsaku Sagami
Foto/Techstory
Sagami, pendiri dan CEO M&A Research Institute Holdings, memiliki kekayaan senilai USD950 juta. Dia mendirikan sebuah firma broker pada 2018 untuk membantu menemukan antara investor dan perusahaan kecil di Jepang yang ingin dijual. Kebanyakan perusahaan kecil di Jepang umumnya tutup karena tidak ada penerus.
Sagami menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat dengan populasi yang terus menua di Jepang. Sejak debutnya di Bursa Saham Tokyo pada Juni 2022, saham M&A Research Institute terus meningkat tajam. Pada tahun 2023 saja sudah meningkat 47%. Sagami yang berusia 32 tahun memiliki 72% saham pada perusahaan tersebut.
tulis komentar anda