Para Pemimpin ASEAN Mendesak Diakhirinya Kekerasan di Myanmar

Rabu, 10 Mei 2023 - 17:47 WIB
Para Pemimpin ASEAN Mendesak Diakhirinya Kekerasan di Myanmar. FOTO/Reuters
JAKARTA - Pertemuan para pemimpin ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur menyerukan pada Rabu (10/5/2023) untuk segera mengakhiri permusuhan di Myanmar yang dikuasai militer. Langkah ini perlu diambil dalam upaya menciptakan jendela untuk dialog mendesak dan pengiriman bantuan saat pertempuran meningkat.

KTT ASEAN diperkirakan akan melihat pertikaian atas krisis berdarah di Myanmar, dengan kesabaran yang menipis karena junta tidak menunjukkan niat untuk mengejar rencana perdamaian yang disepakati dengan blok beranggotakan 10 negara itu, dua tahun lalu.





"Kami sangat prihatin dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan mendesak penghentian segera segala bentuk kekerasan dan penggunaan kekuatan," demikian pernyataan bersama para pemimpin ASEAN, seperti dikutip dari Reuters.

“Mereka mengupayakan terciptanya lingkungan yang kondusif untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman dan tepat waktu serta dialog nasional yang inklusif," lanjut pernyataan itu.

Pertemuan tersebut berlangsung saat militer Myanmar mengintensifkan serangan dan serangan udara terhadap pasukan perlawanan dan pemberontak etnis minoritas saat mencoba untuk mengkonsolidasikan kekuasaan menjelang pemilihan yang direncanakan.



Itu juga terjadi beberapa hari setelah penyerang tak dikenal menembak konvoi diplomat regional dan pekerja bantuan di Myanmar yang membawa pasokan ke lebih dari 1 juta orang yang terlantar akibat konflik sejak kudeta 2021.

Presiden Jokowi, ketua ASEAN saat ini, sebelumnya mengatakan, blok tersebut harus angkat bicara dan berbicara sebagai salah satu masalah yang paling menantang.

“Apakah Asean hanya diam atau Asean mampu menjadi penggerak atau perdamaian atau pertumbuhan?”, ujar Jokowi.

ASEAN, yang memiliki kebijakan non-campur tangan dalam urusan anggotanya, menjadi semakin tegas dengan junta Myanmar atas kegagalannya untuk menerapkan "konsensus" perdamaian lima poin yang disetujui oleh jenderal tertinggi dengan Asean beberapa bulan setelah kudetanya memicu kekacauan.



ASEAN juga telah melarang para jenderal Myanmar menghadiri pertemuan tingkat tinggi sampai mereka melaksanakan rencana perdamaian, termasuk menghentikan permusuhan, memulai dialog dan mengizinkan akses kemanusiaan penuh.

Indonesia juga dilaporkan diam-diam melibatkan militer Myanmar, pemerintah bayangannya, dan kelompok etnis bersenjata untuk mencoba memulai pembicaraan damai.

“ASEAN melakukan sebanyak mungkin karena ketika Anda berada di sana, itu tidak mudah,” kata Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More