Ali Reza Akbari Digantung Iran: Bocorkan Rahasia Nuklir, Dibayar Rp35 Miliar oleh MI6
Selasa, 02 Mei 2023 - 14:50 WIB
TEHERAN - Ali Reza Akbari, mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran , telah digantung di negaranya pada Januari karena menjadi mata-mata untuk Inggris.
Laporan in-depth New York Times mengungkap Akbari dibayar USD2,4 juta (lebih dari Rp35 miliar) oleh badan intelijen Inggris; MI6, untuk misi spionase termasuk membocorkan rahasia program senjata nuklir Teheran.
Laporan yang mengutip para pejabat intelijen Barat, Israel, Jerman, dan Iran itu menyebut Akbari memberikan informasi strategis negaranya kepada Inggris selama 15 tahun.
Iran sebelumnya menuduh Akbari sebagai agen MI6, tetapi pemerintah Inggris tidak pernah mengakui bahwa dia adalah seorang mata-mata.
Inggris menyebut hukuman gantung Akbari sebagai tindakan biadab dan mengatakan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Laporan New York Times pada Senin (1/5/2023) mengatakan bahwa seorang pejabat intelijen Inggris pergi ke Israel pada tahun 2008 dan mengatakan kepada para pejabat di sana bahwa mereka memiliki mata-mata dengan akses ke rahasia nuklir Iran.
Pejabat Inggris itu bahkan memberikan informasi kepada Israel bahwa Iran secara sembunyi-sembunyi membangun senjata nuklir.
Setahun kemudian, Presiden AS Barack Obama mempublikasikan informasi tersebut, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, lanjut laporan New York Times, Akbari juga mengungkapkan identitas dan aktivitas lebih dari 100 pejabat Iran.
Di antara mereka yang dibocorkan aktivitasnya adalah Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir yang dikenal sebagai "bapak bom Iran"—yang dibunuh oleh Israel pada tahun 2020.
Laporan itu tidak menyebutkan nama pejabat intelijen Barat yang menjadi sumber informasi ini. Tetapi laporan itu didasarkan pada wawancara dengan pejabat intelijen saat ini dan sebelumnya dari AS, Inggris, Israel, Jerman dan Iran.
Menurut media pemerintah Iran, Akbari, seorang veteran perang Iran-Irak yang berkecamuk dari 1980-1988, ditangkap antara Maret 2019 dan Maret 2020.
Setelah penangkapan Akbari, stasiun televisi pemerintah menayangkan delapan video pendek di mana dia merinci aktivitas mata-mata dan perekrutannya oleh Inggris pada sebuah acara di Kedutaan Inggris di Teheran.
Dalam salah satu videonya, Akbari mengatakan dia direkrut oleh MI6 pada tahun 2004 dan diberitahu bahwa dia dan keluarganya akan diberikan visa ke Inggris. Setahun kemudian, dia melakukan perjalanan ke Inggris dan bertemu dengan "pawang"-nya, yang membayarnya USD2,4 juta (menurut kurs saat ini) untuk mendirikan perusahaan depan di Austria, Spanyol dan Inggris guna menutupi pertemuan dengan "pawang"-nya.
Selain memegang jabatan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Akbari juga pernah menjadi penasihat komandan Angkatan Laut serta memimpin divisi di pusat penelitian Kementerian Pertahanan.
Laporan in-depth New York Times mengungkap Akbari dibayar USD2,4 juta (lebih dari Rp35 miliar) oleh badan intelijen Inggris; MI6, untuk misi spionase termasuk membocorkan rahasia program senjata nuklir Teheran.
Laporan yang mengutip para pejabat intelijen Barat, Israel, Jerman, dan Iran itu menyebut Akbari memberikan informasi strategis negaranya kepada Inggris selama 15 tahun.
Iran sebelumnya menuduh Akbari sebagai agen MI6, tetapi pemerintah Inggris tidak pernah mengakui bahwa dia adalah seorang mata-mata.
Baca Juga
Inggris menyebut hukuman gantung Akbari sebagai tindakan biadab dan mengatakan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Laporan New York Times pada Senin (1/5/2023) mengatakan bahwa seorang pejabat intelijen Inggris pergi ke Israel pada tahun 2008 dan mengatakan kepada para pejabat di sana bahwa mereka memiliki mata-mata dengan akses ke rahasia nuklir Iran.
Pejabat Inggris itu bahkan memberikan informasi kepada Israel bahwa Iran secara sembunyi-sembunyi membangun senjata nuklir.
Setahun kemudian, Presiden AS Barack Obama mempublikasikan informasi tersebut, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, lanjut laporan New York Times, Akbari juga mengungkapkan identitas dan aktivitas lebih dari 100 pejabat Iran.
Di antara mereka yang dibocorkan aktivitasnya adalah Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir yang dikenal sebagai "bapak bom Iran"—yang dibunuh oleh Israel pada tahun 2020.
Laporan itu tidak menyebutkan nama pejabat intelijen Barat yang menjadi sumber informasi ini. Tetapi laporan itu didasarkan pada wawancara dengan pejabat intelijen saat ini dan sebelumnya dari AS, Inggris, Israel, Jerman dan Iran.
Menurut media pemerintah Iran, Akbari, seorang veteran perang Iran-Irak yang berkecamuk dari 1980-1988, ditangkap antara Maret 2019 dan Maret 2020.
Setelah penangkapan Akbari, stasiun televisi pemerintah menayangkan delapan video pendek di mana dia merinci aktivitas mata-mata dan perekrutannya oleh Inggris pada sebuah acara di Kedutaan Inggris di Teheran.
Dalam salah satu videonya, Akbari mengatakan dia direkrut oleh MI6 pada tahun 2004 dan diberitahu bahwa dia dan keluarganya akan diberikan visa ke Inggris. Setahun kemudian, dia melakukan perjalanan ke Inggris dan bertemu dengan "pawang"-nya, yang membayarnya USD2,4 juta (menurut kurs saat ini) untuk mendirikan perusahaan depan di Austria, Spanyol dan Inggris guna menutupi pertemuan dengan "pawang"-nya.
Selain memegang jabatan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Akbari juga pernah menjadi penasihat komandan Angkatan Laut serta memimpin divisi di pusat penelitian Kementerian Pertahanan.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda