China Klaim Kapalnya Usir Kapal Perang AS di Laut China Selatan
Rabu, 29 April 2020 - 03:59 WIB
BEIJING - Militer China mengklaim kapal dan pesawatnya yang dikerahkan telah mengusir kapal perang Amerika Serikat dari kawasan rantai Pulau Paracel, Laut China Selatan, Selasa. Kapal perang Amerika yang dimaksud adalah kapal perusak berpeluru kendali USS Barry (DDG-52).
"Tindakan-tindakan provokatif oleh pihak AS ini...telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden yang tidak terduga," bunyi pernyataan juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Li Huamin, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (29/4/2020).
"FONOP (Operasi Kebebasan Bernavigasi) Barry tidak sesuai dengan suasana saat ini karena masyarakat internasional memerangi pandemi...serta (menginginkan) perdamaian dan stabilitas regional," lanjut dia, merujuk pada pandemi virus corona baru, COVID-19.
Pernyataan Li itu mengklaim bahwa PLA memaksa USS Barry keluar dari rantai Pulau Paracell. PLA tidak merinci aset-aset tempur yang digunakan dalam apa yang mereka klaim sebagai pengusiran kapal perang Amerika.
Namun, seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan kepada USNI News bahwa operasi kebebasan bernavigasi USS Barry berjalan sesuai rencana tanpa menemui perilaku tidak aman atau tidak profesional dari pesawat militer atau kapal perang China.
Pejabat itu juga mengonfirmasi USS Barry memang melakukan operasi kebebasan bernavigasi di sekitar rantai pulau di Vietnam. Dia tidak memberikan rincian FONOP. Namun, operasi-operasi sebelumnya di sekitar Pulau Paracel telah menentang klaim Beijing atas garis pangkal lurus teritorial di sekitar rantai pulau yang bertentangan dengan hukum laut internasional.
China memandang perairan di antara pulau-pulau yang mereka klaim bukan sebagai laut internasional yang terbuka tetapi sebagai laut teritorial China, sebuah pandangan yang diperdebatkan AS. Rantai Pulau Paracel juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan.
Baik Washington dan Beijing saling tuduh memanfaatkan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung sebagai gangguan untuk melakukan lebih banyak kontrol militer di Laut China Selatan.
USS Barry yang berbasis di Jepang telah transit di Selat Taiwan dua kali sepanjang bulan ini dan mendapat reaksi kemarahan dari Beijing.
Sehari setelah transit USS Barry pada 22 April, Kelompok Tempur Kapal Induk Liaoning China juga transit di Selat Taiwan.
Selain operasi kehadiran, kapal perusak AS itu telah aktif di Laut China Selatan yang beroperasi dengan kapal penjelajah rudal USS Bunker Hill (CG-52) dan kapal serbu amfibi USS America (LHA-6) di lepas pantai Malaysia. Wilayah itu merupakan area eksplorasi mineral yang jadi sengketa antara Malaysia dan China.
"Tindakan-tindakan provokatif oleh pihak AS ini...telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden yang tidak terduga," bunyi pernyataan juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Li Huamin, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (29/4/2020).
"FONOP (Operasi Kebebasan Bernavigasi) Barry tidak sesuai dengan suasana saat ini karena masyarakat internasional memerangi pandemi...serta (menginginkan) perdamaian dan stabilitas regional," lanjut dia, merujuk pada pandemi virus corona baru, COVID-19.
Pernyataan Li itu mengklaim bahwa PLA memaksa USS Barry keluar dari rantai Pulau Paracell. PLA tidak merinci aset-aset tempur yang digunakan dalam apa yang mereka klaim sebagai pengusiran kapal perang Amerika.
Namun, seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan kepada USNI News bahwa operasi kebebasan bernavigasi USS Barry berjalan sesuai rencana tanpa menemui perilaku tidak aman atau tidak profesional dari pesawat militer atau kapal perang China.
Pejabat itu juga mengonfirmasi USS Barry memang melakukan operasi kebebasan bernavigasi di sekitar rantai pulau di Vietnam. Dia tidak memberikan rincian FONOP. Namun, operasi-operasi sebelumnya di sekitar Pulau Paracel telah menentang klaim Beijing atas garis pangkal lurus teritorial di sekitar rantai pulau yang bertentangan dengan hukum laut internasional.
China memandang perairan di antara pulau-pulau yang mereka klaim bukan sebagai laut internasional yang terbuka tetapi sebagai laut teritorial China, sebuah pandangan yang diperdebatkan AS. Rantai Pulau Paracel juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan.
Baik Washington dan Beijing saling tuduh memanfaatkan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung sebagai gangguan untuk melakukan lebih banyak kontrol militer di Laut China Selatan.
USS Barry yang berbasis di Jepang telah transit di Selat Taiwan dua kali sepanjang bulan ini dan mendapat reaksi kemarahan dari Beijing.
Sehari setelah transit USS Barry pada 22 April, Kelompok Tempur Kapal Induk Liaoning China juga transit di Selat Taiwan.
Selain operasi kehadiran, kapal perusak AS itu telah aktif di Laut China Selatan yang beroperasi dengan kapal penjelajah rudal USS Bunker Hill (CG-52) dan kapal serbu amfibi USS America (LHA-6) di lepas pantai Malaysia. Wilayah itu merupakan area eksplorasi mineral yang jadi sengketa antara Malaysia dan China.
(min)
tulis komentar anda