Macron Minta Xi Jinping Berunding dengan Rusia Demi Perdamaian Ukraina

Jum'at, 07 April 2023 - 05:30 WIB
Macron Minta Xi Jinping Berunding dengan Rusia Demi Perdamaian Ukraina. FOTO/Reuters
BEIJING - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden China Xi Jinping untuk berunding dengan sekutu dekatnya, Rusia dan membantu mengakhiri perang Ukraina. Hal itu diungkapkan Macron saat berkunjung ke Beijing, Kamis (6/4/2023).

Xi menanggapi permintaan Macron itu dengan mengatakan, dia berharap kedua belah pihak dapat mengadakan negosiasi perdamaian secepat mungkin. Pembicaraan itu juga melibatkan Ketua Uni Eropa, Ursula von der Leyen.





Macron mengatakan, Barat harus melibatkan Beijing untuk membantu mengakhiri krisis dan mencegah ketegangan yang "berputar" yang dapat memecah kekuatan global menjadi blok-blok yang bertikai.

"Agresi Rusia di Ukraina telah memukul stabilitas (internasional)," kata Macron kepada Xi, berdiri di samping presiden China di luar Aula Besar Rakyat pada awal pertemuan mereka.

"Saya tahu saya bisa mengandalkan Anda untuk membuat Rusia sadar dan semua orang ke meja perundingan," lanjut Macron, seperti dikutip dari Channel News Asia.



Macron juga meminta Xi untuk menekan Rusia agar mematuhi aturan internasional tentang non-proliferasi senjata nuklir. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia akan menempatkan senjata nuklir taktis di tetangga Ukraina, Belarusia, sebuah langkah yang dilihat sebagai eskalasi berbahaya dalam konflik berdarah selama setahun.

Xi mengatakan, semua negara harus menghormati komitmen untuk tidak menggunakan senjata nuklir dan "perang nuklir tidak boleh dilakukan", tanpa menyebut Rusia. Dia meminta masyarakat internasional untuk "menahan diri dari tindakan apa pun yang akan menyebabkan krisis lebih lanjut memburuk atau bahkan di luar kendali".

Dalam komentar setelah pertemuannya dengan Macron, Xi menyerukan Ukraina dan Rusia untuk melanjutkan pembicaraan damai dan menemukan solusi politik untuk konflik tersebut.



Prancis mengatakan diskusi antara para pemimpin itu "terus terang dan konstruktif", sementara China menggambarkan mereka sebagai "ramah" dan "mendalam".

Kunjungan para pemimpin Uni Eropa ke China dilakukan setelah hubungan yang memburuk selama bertahun-tahun dengan Beijing terkait berbagai isu, termasuk tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, pakta investasi yang macet, dan keengganan China untuk mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Tetapi berbicara kepada pers setelah kedatangannya pada hari Rabu, Macron mengatakan Eropa harus menolak mengurangi hubungan perdagangan dan diplomatik dengan China dan menolak apa yang oleh beberapa orang dianggap sebagai "spiral yang tak terhindarkan" dari ketegangan antara China dan Barat.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More