Studi Ungkap Covid-19 Bisa Sebabkan Kerusakan pada Otak

Senin, 20 Juli 2020 - 04:00 WIB
Ilustrasi
LONDON - Sebuah studi pendahuluan dari pasien yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19, telah menemukan penyakit ini dapat merusak otak. Ini dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, peradangan, psikosis, dan gejala mirip demensia pada beberapa kasus yang parah.

Para peneliti menuturkan, temuan ini adalah pandangan terperinci pertama pada serangkaian komplikasi neurologis Covid-19 dan menggarisbawahi perlunya penelitian yang lebih besar untuk menemukan mekanisme di belakang mereka dan membantu pencarian perawatan.

(Baca: Dua Hari Berturut-turut! Peningkatan Harian Kasus Covid-19 Global Cetak Rekor )



"Ini adalah snapshot penting dari komplikasi Covid-19 yang berhubungan dengan otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sangat penting bahwa kami terus mengumpulkan informasi ini untuk benar-benar memahami virus ini sepenuhnya," kata Sarah Pett, seorang profesor University College London, Inggris yangg terlibat dalam penelitian.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry, meneliti secara rinci 125 kasus dari seluruh Inggris. Peneliti utama Benedict Michael, dari Liverpool University, mengatakan, penting untuk dicatat bahwa itu berfokus pada kasus-kasus parah.

Data dikumpulkan antara 2 April dan 26 April, ketika virus ini menyebar secara eksponensial di Inggris. Komplikasi otak yang paling umum terlihat adalah stroke, yang dilaporkan pada 77 dari 125 pasien. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pada pasien di atas 60 dan sebagian besar disebabkan oleh bekuan darah di otak, yang dikenal sebagai stroke iskemik.

(Baca: Akibat Pandemi Covid-19, Sebanyak 265 Juta Orang Terancam Kelaparan )

Studi ini juga menemukan bahwa 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental yang berubah. Dari jumlah tersebut, sembilan memiliki disfungsi otak yang tidak spesifik, yang dikenal sebagai ensefalopati, dan tujuh mengalami peradangan otak, atau ensefalitis.

Michael mengatakan, temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendefinisikan efek Covid-19 pada otak. "Kami sekarang membutuhkan penelitian terperinci untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi, sehingga kami dapat mengeksplorasi perawatan potensial," katanya.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More