Jenderal Top Jelaskan Bagaimana AS Bantu Angkatan Udara Ukraina
Rabu, 15 Maret 2023 - 06:43 WIB
WASHINGTON - Pilot-pilot Amerika Serikat (AS) tetap berhubungan terus-menerus dengan rekan Ukraina mereka selama konflik dengan Rusia. Para pilot AS memberi nasihat tentang taktik operasional dan cara menggunakan senjata buatan AS.
Pernyataan itu diungkapkan Direktur Garda Nasional Udara AS Letnan Jenderal Michael Loh.
“Senjata yang diluncurkan dari udara, dipasok oleh Washington ke Kiev, datang dengan dukungan permanen AS,” ungkap Loh mengingatkan wartawan di simposium Asosiasi Angkatan Udara dan Luar Angkasa di Colorado pekan lalu.
Menurut dia, “Orang Amerika awalnya menjelaskan kepada penerbang Ukraina apa yang perlu Anda lakukan untuk bertahan dari serangan awal, dengan kerja sama yang kemudian berkembang menjadi inilah cara Anda dapat terus mengirimkan kekuatan udara."
Komentar Loh dikutip pada Senin oleh Business Insider. Sebagian besar konsultasi ini telah diberikan melalui Garda Nasional California, yang telah bekerja sama dengan Ukraina sejak awal 1990-an sebagai bagian dari Program Kemitraan Negara Garda Nasional, menurut laporan tersebut.
Menurut sang jenderal, “Itu memungkinkan seorang tentara Ukraina untuk mengangkat telepon untuk mengatakan, 'Hei, saya mengalami masalah dengan sistem senjata ini' kepada seseorang yang benar-benar melatih mereka dan menyelesaikan masalah di lapangan.”
Antara lain, katanya, pilot AS telah menasihati Ukraina tentang bagaimana melakukan pertempuran sejalan dengan konsep Angkatan Udara AS untuk operasi tersebar dan bagaimana menggunakan senjata buatan AS, termasuk rudal anti-radiasi AGM-88 dan kit panduan JDAM, yang memungkinkan bom melaju lebih jauh.
“Kami terus memberi mereka taktik, teknik, dan prosedur untuk hal-hal seperti penggunaan tempur yang gesit (dan) sistem senjata baru,” ujar Loh, seperti dikutip Business Insider.
Dia menambahkan konsultasi ini telah “berlanjut selama konflik 13 bulan terakhir ini."
Meskipun telah mengirim rudal dan persenjataan lainnya ke Ukraina, AS sejauh ini enggan mengindahkan seruan Kiev untuk menyediakan jet tempur F-16.
Namun, NBC melaporkan awal bulan ini bahwa setidaknya dua pilot Ukraina telah berlatih menggunakan simulator di pangkalan militer di Arizona, untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih mereka menerbangkan jet tempur Barat.
Rusia telah lama mengecam pengiriman senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya, dengan alasan ini hanya meningkatkan dan memperpanjang pertempuran.
Menurut Rusia, pengiriman senjata Barat juga gagal mengubah hasil akhir dari operasi militer Rusia.
Moskow menekankan, pengiriman senjata, pembagian intelijen dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev dan bentuk bantuan lainnya telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak de-facto dalam konflik tersebut.
Pernyataan itu diungkapkan Direktur Garda Nasional Udara AS Letnan Jenderal Michael Loh.
“Senjata yang diluncurkan dari udara, dipasok oleh Washington ke Kiev, datang dengan dukungan permanen AS,” ungkap Loh mengingatkan wartawan di simposium Asosiasi Angkatan Udara dan Luar Angkasa di Colorado pekan lalu.
Menurut dia, “Orang Amerika awalnya menjelaskan kepada penerbang Ukraina apa yang perlu Anda lakukan untuk bertahan dari serangan awal, dengan kerja sama yang kemudian berkembang menjadi inilah cara Anda dapat terus mengirimkan kekuatan udara."
Komentar Loh dikutip pada Senin oleh Business Insider. Sebagian besar konsultasi ini telah diberikan melalui Garda Nasional California, yang telah bekerja sama dengan Ukraina sejak awal 1990-an sebagai bagian dari Program Kemitraan Negara Garda Nasional, menurut laporan tersebut.
Menurut sang jenderal, “Itu memungkinkan seorang tentara Ukraina untuk mengangkat telepon untuk mengatakan, 'Hei, saya mengalami masalah dengan sistem senjata ini' kepada seseorang yang benar-benar melatih mereka dan menyelesaikan masalah di lapangan.”
Antara lain, katanya, pilot AS telah menasihati Ukraina tentang bagaimana melakukan pertempuran sejalan dengan konsep Angkatan Udara AS untuk operasi tersebar dan bagaimana menggunakan senjata buatan AS, termasuk rudal anti-radiasi AGM-88 dan kit panduan JDAM, yang memungkinkan bom melaju lebih jauh.
“Kami terus memberi mereka taktik, teknik, dan prosedur untuk hal-hal seperti penggunaan tempur yang gesit (dan) sistem senjata baru,” ujar Loh, seperti dikutip Business Insider.
Dia menambahkan konsultasi ini telah “berlanjut selama konflik 13 bulan terakhir ini."
Meskipun telah mengirim rudal dan persenjataan lainnya ke Ukraina, AS sejauh ini enggan mengindahkan seruan Kiev untuk menyediakan jet tempur F-16.
Namun, NBC melaporkan awal bulan ini bahwa setidaknya dua pilot Ukraina telah berlatih menggunakan simulator di pangkalan militer di Arizona, untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih mereka menerbangkan jet tempur Barat.
Rusia telah lama mengecam pengiriman senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya, dengan alasan ini hanya meningkatkan dan memperpanjang pertempuran.
Menurut Rusia, pengiriman senjata Barat juga gagal mengubah hasil akhir dari operasi militer Rusia.
Moskow menekankan, pengiriman senjata, pembagian intelijen dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev dan bentuk bantuan lainnya telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak de-facto dalam konflik tersebut.
(sya)
tulis komentar anda