Hongaria Ungkap Musuh Sejati Uni Eropa
Senin, 20 Februari 2023 - 14:44 WIB
BUDAPEST - Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban menegaskan sanksi Barat terhadap Rusia atas Ukraina telah gagal mengakhiri konflik, tetapi malah mendatangkan malapetaka pada ekonomi Eropa dan mendorong inflasi.
Memposting di halaman Facebook-nya pada Minggu (19/2/2023), Orban melontarkan kritik pedas terhadap sanksi UE, mengklaim Eropa sedang berjuang untuk mengatasi inflasi karena pembatasan yang diberlakukan Brussel di sektor energi.
“Nama penyakitnya adalah… inflasi, dan virusnya disebut sanksi Brussel,” tegas dia, dilansir RT.
Orban mencap sanksi itu sebagai "senjata kebijakan perang Brussel". Dia menambahkan meski UE menggunakan alat ini untuk menargetkan Rusia, itu justru merugikan Eropa.
“Belum lama ini Brussel berjanji bahwa sanksi ini akan mengakhiri perang. Setahun telah berlalu, dan akhir perang tidak semakin dekat, tetapi semakin jauh,” tegas perdana menteri itu.
Orban melanjutkan dengan mengatakan, meski otoritas UE berjanji sanksi tidak akan diperluas ke sektor energi, pada akhirnya mereka mengirim harga gas alam ke tingkat rekor.
Perdana menteri juga menunjukkan gas sebagian menentukan biaya listrik. “Jadi, kenaikan harga gas itu langsung dibarengi dengan kenaikan harga listrik, meski listrik itu tidak diproduksi dengan turbin gas, tapi dengan tenaga matahari, angin, tenaga air, PLTU batu bara atau tenaga nuklir,” papar dia.
“Jika Brussel ingin berperang, ia harus melawan inflasi. Ternyata tidak,” ungkap Orban.
Memposting di halaman Facebook-nya pada Minggu (19/2/2023), Orban melontarkan kritik pedas terhadap sanksi UE, mengklaim Eropa sedang berjuang untuk mengatasi inflasi karena pembatasan yang diberlakukan Brussel di sektor energi.
“Nama penyakitnya adalah… inflasi, dan virusnya disebut sanksi Brussel,” tegas dia, dilansir RT.
Orban mencap sanksi itu sebagai "senjata kebijakan perang Brussel". Dia menambahkan meski UE menggunakan alat ini untuk menargetkan Rusia, itu justru merugikan Eropa.
“Belum lama ini Brussel berjanji bahwa sanksi ini akan mengakhiri perang. Setahun telah berlalu, dan akhir perang tidak semakin dekat, tetapi semakin jauh,” tegas perdana menteri itu.
Orban melanjutkan dengan mengatakan, meski otoritas UE berjanji sanksi tidak akan diperluas ke sektor energi, pada akhirnya mereka mengirim harga gas alam ke tingkat rekor.
Perdana menteri juga menunjukkan gas sebagian menentukan biaya listrik. “Jadi, kenaikan harga gas itu langsung dibarengi dengan kenaikan harga listrik, meski listrik itu tidak diproduksi dengan turbin gas, tapi dengan tenaga matahari, angin, tenaga air, PLTU batu bara atau tenaga nuklir,” papar dia.
“Jika Brussel ingin berperang, ia harus melawan inflasi. Ternyata tidak,” ungkap Orban.
tulis komentar anda