Brasil Tenggelamkan Kapal Induk Hantu yang Dijuluki Paket Beracun 30.000 Ton
Sabtu, 04 Februari 2023 - 11:54 WIB
BRASILIA - Brasil telah menenggelamkan kapal induk yang dinonaktifkan di Samudra Atlantik pada hari Jumat. Kapal induk Sao Paulo yang dijuluki "paket beracun 30.000 ton" ini dikenal sebagai kapal hantu karena mengambang berbulan-bulan di laut tanpa awak.
Penenggelaman kapal ini dilakukan oleh Angkatan Laut Brasil dengan mengabaikan kekhawatiran kelompok peduli lingkungan bahwa kapal induk yang sudah tua itu mengandung bahan beracun.
"Penenggelaman yang direncanakan dan dikendalikan terjadi pada sore hari pada hari Jumat, sekitar 350 km (220 mil) di lepas pantai Brasil di Samudra Atlantik, di area dengan perkiraan kedalaman 5.000 meter [16.000 kaki]," kata Angkatan Laut Brasil dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Sabtu (4/2/2023).
Keputusan untuk menenggelamkan kapal induk Sao Paulo berusia enam dekade itu terjadi setelah pihak berwenang Brasil mencoba dengan sia-sia untuk menemukan pelabuhan yang bersedia menyambut kapal tersebut.
Meskipun para pejabat pertahanan mengatakan mereka akan menenggelamkan kapal di "area teraman", para pecinta lingkungan menyerang keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa kapal perang itu mengandung berton-ton asbes, logam berat, dan bahan beracun lainnya yang dapat larut ke dalam air dan mencemari rantai makanan laut.
Kelompok The Basel Action Network telah meminta Presiden Brasil yang baru terpilih Luiz Inacio Lula da Silva--yang mulai menjabat bulan lalu berjanji untuk membalikkan kerusakan lingkungan yang melonjak di bawah mantan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro--untuk segera menghentikan rencana penenggelaman kapal tersebut.
The NGO Shipbreaking Platform, sebuah koalisi organisasi lingkungan, buruh dan hak asasi manusia, telah menggambarkan rencana penggelaman kapal Sao Paulo di Brasil sebagai potensi "kejahatan lingkungan yang disponsori negara".
Kapal Sao Paulo dibangun pada akhir 1950-an di Prancis, yang Angkatan Laut-nya menggunakannya selama 37 tahun dengan nama Foch. Kapal ini mendapat tempat dalam sejarah Angkatan Laut abad ke-20.
Penenggelaman kapal ini dilakukan oleh Angkatan Laut Brasil dengan mengabaikan kekhawatiran kelompok peduli lingkungan bahwa kapal induk yang sudah tua itu mengandung bahan beracun.
"Penenggelaman yang direncanakan dan dikendalikan terjadi pada sore hari pada hari Jumat, sekitar 350 km (220 mil) di lepas pantai Brasil di Samudra Atlantik, di area dengan perkiraan kedalaman 5.000 meter [16.000 kaki]," kata Angkatan Laut Brasil dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Sabtu (4/2/2023).
Keputusan untuk menenggelamkan kapal induk Sao Paulo berusia enam dekade itu terjadi setelah pihak berwenang Brasil mencoba dengan sia-sia untuk menemukan pelabuhan yang bersedia menyambut kapal tersebut.
Meskipun para pejabat pertahanan mengatakan mereka akan menenggelamkan kapal di "area teraman", para pecinta lingkungan menyerang keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa kapal perang itu mengandung berton-ton asbes, logam berat, dan bahan beracun lainnya yang dapat larut ke dalam air dan mencemari rantai makanan laut.
Kelompok The Basel Action Network telah meminta Presiden Brasil yang baru terpilih Luiz Inacio Lula da Silva--yang mulai menjabat bulan lalu berjanji untuk membalikkan kerusakan lingkungan yang melonjak di bawah mantan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro--untuk segera menghentikan rencana penenggelaman kapal tersebut.
The NGO Shipbreaking Platform, sebuah koalisi organisasi lingkungan, buruh dan hak asasi manusia, telah menggambarkan rencana penggelaman kapal Sao Paulo di Brasil sebagai potensi "kejahatan lingkungan yang disponsori negara".
Kapal Sao Paulo dibangun pada akhir 1950-an di Prancis, yang Angkatan Laut-nya menggunakannya selama 37 tahun dengan nama Foch. Kapal ini mendapat tempat dalam sejarah Angkatan Laut abad ke-20.
Lihat Juga :
tulis komentar anda