AS Sangkal Bos CIA Tawari Putin Seperlima Wilayah Ukraina untuk Akhiri Perang

Jum'at, 03 Februari 2023 - 07:40 WIB
Amerika Serikat menyangkal laporan bahwa Direktur CIA William Burns menawari Presiden Rusia Vladimir Putin seperlima wilayah Ukraina untuk akhiri perang. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Gedung Putih membantah laporan bahwa Direktur CIA William Burns menawarkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin seperlima dari wilayah Ukraina untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung.

Laporan dari surat kabar Swiss-Jerman; Neue Zürcher Zeitung (NZZ), itu menyebut tawaran yang disampaikan bos CIA sebagai bagian dari rencana perdamaian yang disusun atas nama Presiden AS Joe Biden.

Wakil Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Davitt mengatakan kepada Newsweek bahwa laporan dari NZZ "tidak akurat" dan CIA akan mengatakan hal yang sama.

NZZ melaporkan pada hari Kamis, mengutip politisi asing Jerman berpangkat tinggi, bahwa pada pertengahan Januari, Burns memberi Kiev dan Moskow rencana perdamaian yang akan mengakhiri perang, yang dimulai ketika Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.





Menurut surat kabar itu, proposal tersebut menawarkan "sekitar 20 persen wilayah Ukraina"—kira-kira seukuran wilayah Donbas, timur Ukraina.

Seorang pejabat CIA mengatakan kepada Newsweek bahwa klaim dalam laporan NZZ bahwa Burns melakukan perjalanan rahasia ke Moskow pada bulan Januari dan bahwa ada proposal perdamaian yang diajukan oleh direktur atas nama Gedung Putih adalah "sepenuhnya salah".

Bulan lalu, Burns melakukan perjalanan secara rahasia untuk bertemu dan memberi pengarahan singkat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev. Perjalanan rahasia Burns itu dilaporkan surat kabar Washington Post.

Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan kepada Newsweek bahwa laporan itu "menarik", tetapi dia tidak bisa mengomentari spekulasi.

Kiev dan Moskow dilaporkan menolak proposal tersebut. "Ukraina menutup proposal karena mereka tidak mau wilayah mereka dibagi, sementara pejabat Rusia mengatakan mereka bagaimanapun juga akan memenangkan perang dalam jangka panjang," tulis NZZ dalam laporannya.

Politisi Jerman yang jadi sumber laporan NZZ mengatakan Biden ingin menghindari perang berkepanjangan di Ukraina dan menawarkan wilayah Ukraina sebagai bagian dari rencana perdamaian.

Ketika Ukraina dan Rusia menolak proposal tersebut, lanjut laporan NZZ, pemerintahan Biden berjanji untuk memberi Kiev tank Abrams.

AS mengumumkan pada 25 Januari bahwa mereka akan mengirim Ukraina hingga 31 tank M1 Abrams. Jerman juga mengatakan akan memberi Ukraina 14 tank Leopard 2A6 miliknya, dan memungkinkan negara mitra untuk mengekspor kembali tank serupa untuk membantu Kiev.

Hampir setahun setelah perang, Ukraina dan Rusia tidak mendekati perdamaian. Ukraina menuntut agar Rusia menarik sepenuhnya pasukannya dari wilayah Ukraina sesuai perbatasan tahun 1991, reparasi, penuntutan kejahatan perang untuk para pemimpin Rusia dan menuntut keanggotaan NATO.

Rusia menuntut pengakuan internasional untuk empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki yang dianeksasi secara ilegal oleh Putin pada bulan September, dan pemimpin Rusia itu masih bersumpah untuk "mendemiliterisasi" dan "mende-Nazifikasi" Ukraina.

Juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa negosiasi antara Rusia dan Ukraina sekarang tidak mungkin karena tidak ada syarat bagi mereka baik secara de facto maupun de jure.

Polyanskiy mengatakan kepada Newsweek bahwa pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow akan terjadi secara tak terelakkan. "Tapi itu lebih antara Rusia dan Barat, Ukraina telah menunjukkan kurangnya kedaulatan. Semakin Barat menunggu, semakin buruk hasilnya bagi Kiev," katanya, Jumat (3/2/2023).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More