Mantan Menlu Polandia Bongkar Habis 2 Masalah Terbesar Ukraina
Senin, 30 Januari 2023 - 16:00 WIB
WARSAWA - Ukraina tidak pernah dapat mencapai kemakmuran ekonomi meskipun memiliki awal yang lebih baik, karena korupsi yang meluas di kalangan pejabat dan delusi yang dipegang secara luas sebagai pemain global yang signifikan.
Tudingan yang sangat keras itu diungkapkan mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Polandia Radoslaw Sikorski.
Dalam wawancara dengan majalah Krytyka Polityczna pada Jumat (27/1/2023), Sikorski yang telah mewakili Polandia di Parlemen Uni Eropa sejak 2019, menyatakan, “Elit Ukraina hanya membuang-buang waktu.”
Dia menjelaskan, “Mereka menyembunyikan korupsi dan delusi keagungan mereka di balik satu cerita bahwa mereka memainkan permainan besar dengan Amerika Serikat (AS), Rusia, Eropa, dan China.”
Sikorski mengingat bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina memiliki keunggulan besar atas banyak republik bekas Soviet dan anggota bekas blok Timur lainnya.
Secara khusus, dia mengatakan, “Negara itu memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir, industri penerbangan, tanpa utang, dan tanah paling subur di dunia."
Namun, bahkan sebelum Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina tahun lalu, negara itu “memiliki PDB empat kali lebih kecil dari Polandia,” menurut mantan menteri itu.
Dia menambahkan, “Ukraina sekarang membayar mahal untuk manuver oleh para elit ini.”
Awal pekan ini, Sikorski menyatakan Warsawa telah mempertimbangkan membagi Ukraina pada pekan-pekan pertama konflik.
Tuduhan itu, bagaimanapun, dibantah keras oleh Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang menuduh Sikorski bertindak "seperti seorang propagandis Rusia."
Pernah menjadi ekonomi terbesar kedua di Uni Soviet, Ukraina adalah negara termiskin di Eropa berdasarkan PDB per kapita pada tahun 2020.
Bahkan sebelum operasi militer Rusia pada Februari 2022, masalah ekonomi utama yang dihadapi Ukraina berasal dari pemberontakan rakyat dan permusuhan di kawasan industri berat Donbass, yang dipicu kudeta yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014.
Namun, alasan utama lain mengapa Ukraina menjadi semacam mengalami keterbelakangan ekonomi adalah korupsi yang merajalela.
Menurut indeks Persepsi Korupsi Transparency International, Ukraina menempati peringkat 122 dari 180 negara secara global pada tahun 2021.
Pada tahun yang sama, Freedom House, organisasi nirlaba yang dibiayai pemerintah AS, menggambarkan korupsi di Ukraina sebagai “endemik”.
Lembaga itu mencatat, “Upaya untuk melawan korupsi telah menghadapi perlawanan dan mengalami kemunduran.”
Tudingan yang sangat keras itu diungkapkan mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Polandia Radoslaw Sikorski.
Dalam wawancara dengan majalah Krytyka Polityczna pada Jumat (27/1/2023), Sikorski yang telah mewakili Polandia di Parlemen Uni Eropa sejak 2019, menyatakan, “Elit Ukraina hanya membuang-buang waktu.”
Dia menjelaskan, “Mereka menyembunyikan korupsi dan delusi keagungan mereka di balik satu cerita bahwa mereka memainkan permainan besar dengan Amerika Serikat (AS), Rusia, Eropa, dan China.”
Sikorski mengingat bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina memiliki keunggulan besar atas banyak republik bekas Soviet dan anggota bekas blok Timur lainnya.
Secara khusus, dia mengatakan, “Negara itu memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir, industri penerbangan, tanpa utang, dan tanah paling subur di dunia."
Namun, bahkan sebelum Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina tahun lalu, negara itu “memiliki PDB empat kali lebih kecil dari Polandia,” menurut mantan menteri itu.
Dia menambahkan, “Ukraina sekarang membayar mahal untuk manuver oleh para elit ini.”
Awal pekan ini, Sikorski menyatakan Warsawa telah mempertimbangkan membagi Ukraina pada pekan-pekan pertama konflik.
Tuduhan itu, bagaimanapun, dibantah keras oleh Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang menuduh Sikorski bertindak "seperti seorang propagandis Rusia."
Pernah menjadi ekonomi terbesar kedua di Uni Soviet, Ukraina adalah negara termiskin di Eropa berdasarkan PDB per kapita pada tahun 2020.
Bahkan sebelum operasi militer Rusia pada Februari 2022, masalah ekonomi utama yang dihadapi Ukraina berasal dari pemberontakan rakyat dan permusuhan di kawasan industri berat Donbass, yang dipicu kudeta yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014.
Namun, alasan utama lain mengapa Ukraina menjadi semacam mengalami keterbelakangan ekonomi adalah korupsi yang merajalela.
Menurut indeks Persepsi Korupsi Transparency International, Ukraina menempati peringkat 122 dari 180 negara secara global pada tahun 2021.
Pada tahun yang sama, Freedom House, organisasi nirlaba yang dibiayai pemerintah AS, menggambarkan korupsi di Ukraina sebagai “endemik”.
Lembaga itu mencatat, “Upaya untuk melawan korupsi telah menghadapi perlawanan dan mengalami kemunduran.”
(sya)
tulis komentar anda