Bungkam Al-Quran Dibakar, Rusia Sebut Swedia Pengecut
Sabtu, 28 Januari 2023 - 16:46 WIB
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam pembakaran al-Quran di Stockholm, Swedia . Rusia menyebutnya satu lagi aksi provokatif Islamfobia.
"Tindakan penghujatan ini diperkirakan memicu reaksi keras di dunia Islam, termasuk komunitas Muslim Rusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (28/1/2023).
Dia mencatat perbedaan sikap terhadap apa yang terjadi dan mengatakan di dunia yang mempertahankan nilai-nilai tradisional pembakaran al-Quran dinilai sama sekali tidak memadai, sementara dunia Barat menyambut ini dan mengatakan bahwa ini bukan hanya normal, tetapi bagus.
“Alasan otoritas Swedia, yang berusaha bersembunyi di balik pernyataan tentang kebebasan berbicara, setidaknya terdengar pengecut. Polisi diduga mengeluarkan izin hanya untuk mengadakan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki, dan tidak ada yang mengoordinasikan pembakaran al-Quran," ujarnya.
"Pada saat yang sama, penyelenggara demonstrasi, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan, tidak menyembunyikan rencananya, dan permintaan otoritas Turki untuk mencabut izin mengadakan demonstrasi diabaikan di Stockholm," kata Zakharova.
Dia mencatat bahwa otoritas Swedia tidak mengambil tindakan untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Mereka suka mengajari orang lain bagaimana menghormati hak asasi manusia dan kebebasan, mereka meneriakkan demokrasi mereka di setiap sudut. Namun pada kenyataannya, khususnya, di Stockholm, mereka tidak menghormati pemerintah asing yang sah atau agama dunia," ucap Zakharova.
Politisi berkewarganegaraan Denmark dan Swedia, Rasmus Paludan, membakar dua salinan al-Quran di depan masjid Kedutan Turki di Kopenhagen, Denmark, pada hari Jumat. Paludan, sebelumnya telah membuat marah Turki dengan aksi membakar salinan al-Quran di Swedia pada 21 Januari pekan lalu.
"Tindakan penghujatan ini diperkirakan memicu reaksi keras di dunia Islam, termasuk komunitas Muslim Rusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (28/1/2023).
Dia mencatat perbedaan sikap terhadap apa yang terjadi dan mengatakan di dunia yang mempertahankan nilai-nilai tradisional pembakaran al-Quran dinilai sama sekali tidak memadai, sementara dunia Barat menyambut ini dan mengatakan bahwa ini bukan hanya normal, tetapi bagus.
“Alasan otoritas Swedia, yang berusaha bersembunyi di balik pernyataan tentang kebebasan berbicara, setidaknya terdengar pengecut. Polisi diduga mengeluarkan izin hanya untuk mengadakan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki, dan tidak ada yang mengoordinasikan pembakaran al-Quran," ujarnya.
"Pada saat yang sama, penyelenggara demonstrasi, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan, tidak menyembunyikan rencananya, dan permintaan otoritas Turki untuk mencabut izin mengadakan demonstrasi diabaikan di Stockholm," kata Zakharova.
Baca Juga
Dia mencatat bahwa otoritas Swedia tidak mengambil tindakan untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Mereka suka mengajari orang lain bagaimana menghormati hak asasi manusia dan kebebasan, mereka meneriakkan demokrasi mereka di setiap sudut. Namun pada kenyataannya, khususnya, di Stockholm, mereka tidak menghormati pemerintah asing yang sah atau agama dunia," ucap Zakharova.
Politisi berkewarganegaraan Denmark dan Swedia, Rasmus Paludan, membakar dua salinan al-Quran di depan masjid Kedutan Turki di Kopenhagen, Denmark, pada hari Jumat. Paludan, sebelumnya telah membuat marah Turki dengan aksi membakar salinan al-Quran di Swedia pada 21 Januari pekan lalu.
tulis komentar anda