Rusia Tingkatkan Kekuatan Militer Meski Dihajar Sanksi

Jum'at, 08 Mei 2015 - 13:44 WIB
Rusia Tingkatkan Kekuatan...
Rusia Tingkatkan Kekuatan Militer Meski Dihajar Sanksi
A A A
MOSKOW - Parade 70 tahun kemenangan Rusia (sebelumnya Soviet) dalam Perang Dunia II yang berlangsung Sabtu (9/5/2015) besok, jadi kesempatan bagi Rusia untuk memamerkan peralatan tempur terbarunya. Pada momen itu, Rusia ingin menunjukkan bahwa, kekuatan militer mereka meningkat meskipun dijatuhi sanksi dari Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menunjukkan kepada rakyatnya sendiri, dan pada dunia, bahwa militer Rusia kembali setara militer negara-negara besar. (Baca juga: Mengintip Kehebatan Militer Rusia dalam Melawan Barat)

Peningkatan kekuatan militer Rusia sebenarnya mulai tampak ketika krisis Ukraina pecah. Meskipun sejak tahun 2000-an Rusia sejatinya sudah gila-gilaan dalam meningkatkan belanja militernya.

Keir Giles, seorang ahli angkatan bersenjata Rusia di Conflict Studies Research Centre mengatakan bahwa, reformasi militer Rusia telah berlangsung selama tujuh tahun.”Hentakan dimulai oleh kinerja militer Rusia dalam perang dengan Georgia pada tahun 2008,” katanya.

”Rusia memenangkan perang yang meyakinkan,” katanya lagi, seperti dilansir BBC, Jumat (8/5/2015). "Sejak itu, Rusia telah bekerja keras untuk merombak hampir setiap aspek militer, termasuk investasi besar-besaran dalam sistem senjata baru . Mulai dari senjata nuklir, seragam hingga peralatan yang dibawa oleh tentara individu,” lanjut Giles.

Menurutnya, pertempuran di Ukraina timur telah menunjukkan bahwa reformasi militer Rusia sudah membuahkan hasil. Komandan NATO pun mengakui bahwa Rusia telah meningkatkan penggunaan peralatan perang elektronik, pesawat tak berawak dan dukungan logistik yang lebih baik.

”Rusia telah mengambil apa yang tersisa dari tentara Soviet dan akhirnya mengubahnya menjadi kekuatan tempur yang dirancang untuk konflik di abad 21,” imbuh Giles.

Kendati demikian, Igor Sutyagin, seorang analis militer Rusia yang berbasis di London, berpendapat bahwa Rusia masih berisiko untuk memodernisasi militer mereka karena masalah keuangan. “Masih ada masalah kelembagaan yang jauh di model Pemerintah Rusia,” katanya. Menurutnya, masalah bisa diatasi jika harga minyak naik dan sanksi terhadap Rusia dicabut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6763 seconds (0.1#10.140)