Dor! Kepala Presiden AS Ditembus Peluru
A
A
A
WASHINGTON DC - Suatu malam di pertengahan April 1865, tragedi menghampiri Amerika Serikat (AS). Di malam yang kelam itu, Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln ditembak pada bagian kepala oleh John Wilkes Booth.
Hari ini, 150 tahun yang lalu, tepatnya 14 April 1865, aksi pembunuhan pertama menimpa seorang Presiden AS. Selanjutnya, tragedi penembakan yang berujung pada kematian juga dialami sejumlah Presiden AS.
Lincoln ditembak saat tengah menyaksikan pertunjukan drama di Teater Ford, Washington DC. Ia datang ke teater bersama orang-orang terdekatnya, sang Istri Mary Todd dan perwira militer, Mayor Henry Reed Rathbone.
Rombongan Lincoln duduk di balkon khusus, yang terletak dekat dengan panggung. Malam itu, Teater Ford menyajikan drama komedi bertajuk “Our American Cousin”, karya Tom Taylor. Lincoln sangat menikmati lakon yang dimainkan oleh aktor-aktor panggung ternama saat itu.
Sang pembunuh, Booth, juga berprofesi sebagai aktor drama. Karenanya, ia bisa dengan mudah menyelinap masuk lewat pintu belakang, hingga ke balkon tempat Lincoln duduk. Tak ada kecurigaan dari kru Teater Ford, karena mereka memang sudah mengenal Booth.
Ketika Booth tiba di lorong belakang balkon kepresidenan, pengawal Lincoln tengah berpatroli, sehingga tak mengetahui kehadiran Booth. Dengan mengendap-endap, Booth membuka pintu ruangan balkon, dan mengeluarkan pistol dari sakunya. Di tengah temaram lampu teater, Booth mengarahkan pistolnya ke kepala Lincoln.
Sebagai aktor, Booth hapal dialog lakon yang tengah dimainkan. Ia tahu persis, kapan penonton akan tertawa mendengar dialog komedi yang di lontarkan para aktor. Di saat tawa penonton menggema, Booth menarik pelatuk. Dor! Bunyi ledakan pistol Booth tersamar dengan sempurna oleh tawa penonton.
Tak ada orang di dalam teater, atau bahkan di balkon kepresidenan yang menyadari, pembunuhan pertama pada Presiden AS telah terjadi. Mary adalah orang pertama yang sadar, kalau suaminya telah tertembak. Teriakan histeris Mary menyadarkan seisi teater, kalau Lincoln telah tertembak.
Meski upaya penyelamatan sudah dilakukan, namun nyawa Lincoln tak bisa tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir pada 15 April 1865 di usia 56 tahun. Ironisnya, Lincoln telah memiliki firasat soal pembunuhan ini. Ia sempat mengalami mimpi buruk bermalam-malam, sebelum penembakan ini terjadi.
Usai melakukan penembakan, Booth kabur melalui pintu belakang, meski sempat ditahan oleh sejumlah pengawal. Dengan menunggang kuda, Booth kabur ke Negara Bagian Maryland. Pada 26 April 1865, tentara AS berhasil mengetahui persembunyian Booth dan mengepungnya. Booth tertembak dan tewas dalam pengepungan itu.
Sama seperti tragedi pembunuhan Presiden AS lainnya, sejumlah pertanyaan yang belum terjawab masih menyelimuti insiden penembakan Lincoln. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah, apakah Booth bertindak atas kemauan sendiri, atau ada konspirasi di balik pembunuhan ini.
Dari Tukang Kayu Hingga Presiden AS
Lincoln yang disebut-sebut sebagai salah satu presiden terbaik yang pernah dimiliki AS, berasal dari keluarga miskin. Ia lahir pada 12 Februari 1809 Hardin Country, Kentucky. Lincoln memiliki tiga saudara kandung, Sarah Lincoln Grigsby, Abraham Lincoln, dan Thomas Lincoln junior. Ayahnya, Thomas Lincoln berprofesi sebagai penebang kayu.
Terlahir dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan, tak membuat Lincoln muda kehilangan semangat hidup. Ia mengikuti jejak ayahnya sebagai penebang kayu di hutan dan juga bertani. Lantaran sang ayah tak mampu membiayai Lincoln di sekolah formal, ia pun belajar secara otodidak dengan cara membaca banyak buku.
Meski tanpa pendidikan formal, pengetahuan yang didapatnya dari buku membuat Lincoln berhasil menjadi seorang pengacara yang menangani banyak kasus perbudakan di AS. Kala itu, perbudakan memang masih marak di AS, hal ini sangat dibenci Lincoln. Karenanya saat ia menjadi presiden, Lincoln bertekad menghapus sistem perbudakan di negara itu.
Ketika berusia 23 tahun, Lincoln muda mulai masuk ke dunia politik. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencalonkan diri sebagai anggota parlemen Negara Bagian Illinois. Di pencalonan pertama, ia gagal. Tak patah arang, dua tahun berikutnya Lincoln kembali mencalonkan diri, dan berhasil.
Namanya kian dikenal publik setelah tiga kali berturut-turut berhasil duduk di parlemen Negara Bagian Illinois. Pada 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota kongres AS. Pada 1860, Lincoln terpilih sebagai calon presiden dari Partai Republik dan bersaing ketat dengan kandidat dari Partai Demokrat, Stephen A. Douglas.
Lincoln memenangkan persaingan itu, dan terpilih sebagai Presiden AS ke-16. Ia menjabat sebagai Presiden AS sejak 4 Maret 1861 hingga hari kematiannya, 15 April 1865. Meski hanya 4 tahun menduduki kursi Presiden AS, namun jasa yang diberikan Lincoln pada bangsa AS dianggap tak ternilai.
Membawa AS keluar dari perang saudara, mempertahankan persatuan, dan menghapus perbudakan adalah jasa-jasa Lincoln yang paling besar bagi AS. Tak heran bila hingga kini nama Lincoln masih melekat erat di sanubari warga AS, bahkan hingga 150 tahun setelah kematiannya.
Sumber:
americanhistory.about.com
www.americaslibrary.gov
www.whitehouse.gov
Diolah dari berbagai sumber
Hari ini, 150 tahun yang lalu, tepatnya 14 April 1865, aksi pembunuhan pertama menimpa seorang Presiden AS. Selanjutnya, tragedi penembakan yang berujung pada kematian juga dialami sejumlah Presiden AS.
Lincoln ditembak saat tengah menyaksikan pertunjukan drama di Teater Ford, Washington DC. Ia datang ke teater bersama orang-orang terdekatnya, sang Istri Mary Todd dan perwira militer, Mayor Henry Reed Rathbone.
Rombongan Lincoln duduk di balkon khusus, yang terletak dekat dengan panggung. Malam itu, Teater Ford menyajikan drama komedi bertajuk “Our American Cousin”, karya Tom Taylor. Lincoln sangat menikmati lakon yang dimainkan oleh aktor-aktor panggung ternama saat itu.
Sang pembunuh, Booth, juga berprofesi sebagai aktor drama. Karenanya, ia bisa dengan mudah menyelinap masuk lewat pintu belakang, hingga ke balkon tempat Lincoln duduk. Tak ada kecurigaan dari kru Teater Ford, karena mereka memang sudah mengenal Booth.
Ketika Booth tiba di lorong belakang balkon kepresidenan, pengawal Lincoln tengah berpatroli, sehingga tak mengetahui kehadiran Booth. Dengan mengendap-endap, Booth membuka pintu ruangan balkon, dan mengeluarkan pistol dari sakunya. Di tengah temaram lampu teater, Booth mengarahkan pistolnya ke kepala Lincoln.
Sebagai aktor, Booth hapal dialog lakon yang tengah dimainkan. Ia tahu persis, kapan penonton akan tertawa mendengar dialog komedi yang di lontarkan para aktor. Di saat tawa penonton menggema, Booth menarik pelatuk. Dor! Bunyi ledakan pistol Booth tersamar dengan sempurna oleh tawa penonton.
Tak ada orang di dalam teater, atau bahkan di balkon kepresidenan yang menyadari, pembunuhan pertama pada Presiden AS telah terjadi. Mary adalah orang pertama yang sadar, kalau suaminya telah tertembak. Teriakan histeris Mary menyadarkan seisi teater, kalau Lincoln telah tertembak.
Meski upaya penyelamatan sudah dilakukan, namun nyawa Lincoln tak bisa tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir pada 15 April 1865 di usia 56 tahun. Ironisnya, Lincoln telah memiliki firasat soal pembunuhan ini. Ia sempat mengalami mimpi buruk bermalam-malam, sebelum penembakan ini terjadi.
Usai melakukan penembakan, Booth kabur melalui pintu belakang, meski sempat ditahan oleh sejumlah pengawal. Dengan menunggang kuda, Booth kabur ke Negara Bagian Maryland. Pada 26 April 1865, tentara AS berhasil mengetahui persembunyian Booth dan mengepungnya. Booth tertembak dan tewas dalam pengepungan itu.
Sama seperti tragedi pembunuhan Presiden AS lainnya, sejumlah pertanyaan yang belum terjawab masih menyelimuti insiden penembakan Lincoln. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah, apakah Booth bertindak atas kemauan sendiri, atau ada konspirasi di balik pembunuhan ini.
Dari Tukang Kayu Hingga Presiden AS
Lincoln yang disebut-sebut sebagai salah satu presiden terbaik yang pernah dimiliki AS, berasal dari keluarga miskin. Ia lahir pada 12 Februari 1809 Hardin Country, Kentucky. Lincoln memiliki tiga saudara kandung, Sarah Lincoln Grigsby, Abraham Lincoln, dan Thomas Lincoln junior. Ayahnya, Thomas Lincoln berprofesi sebagai penebang kayu.
Terlahir dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan, tak membuat Lincoln muda kehilangan semangat hidup. Ia mengikuti jejak ayahnya sebagai penebang kayu di hutan dan juga bertani. Lantaran sang ayah tak mampu membiayai Lincoln di sekolah formal, ia pun belajar secara otodidak dengan cara membaca banyak buku.
Meski tanpa pendidikan formal, pengetahuan yang didapatnya dari buku membuat Lincoln berhasil menjadi seorang pengacara yang menangani banyak kasus perbudakan di AS. Kala itu, perbudakan memang masih marak di AS, hal ini sangat dibenci Lincoln. Karenanya saat ia menjadi presiden, Lincoln bertekad menghapus sistem perbudakan di negara itu.
Ketika berusia 23 tahun, Lincoln muda mulai masuk ke dunia politik. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencalonkan diri sebagai anggota parlemen Negara Bagian Illinois. Di pencalonan pertama, ia gagal. Tak patah arang, dua tahun berikutnya Lincoln kembali mencalonkan diri, dan berhasil.
Namanya kian dikenal publik setelah tiga kali berturut-turut berhasil duduk di parlemen Negara Bagian Illinois. Pada 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota kongres AS. Pada 1860, Lincoln terpilih sebagai calon presiden dari Partai Republik dan bersaing ketat dengan kandidat dari Partai Demokrat, Stephen A. Douglas.
Lincoln memenangkan persaingan itu, dan terpilih sebagai Presiden AS ke-16. Ia menjabat sebagai Presiden AS sejak 4 Maret 1861 hingga hari kematiannya, 15 April 1865. Meski hanya 4 tahun menduduki kursi Presiden AS, namun jasa yang diberikan Lincoln pada bangsa AS dianggap tak ternilai.
Membawa AS keluar dari perang saudara, mempertahankan persatuan, dan menghapus perbudakan adalah jasa-jasa Lincoln yang paling besar bagi AS. Tak heran bila hingga kini nama Lincoln masih melekat erat di sanubari warga AS, bahkan hingga 150 tahun setelah kematiannya.
Sumber:
americanhistory.about.com
www.americaslibrary.gov
www.whitehouse.gov
Diolah dari berbagai sumber
(esn)