Kuasai Kamp Yarmouk, ISIS Dikhawatirkan Bantai Pengungsi Palestina
A
A
A
YARMOUK - PBB khawatir ISIS akan membantai para pengungsi Palestina yang berada di kamp pengungsi Yarmouk. Kekhawatiran ini muncul setelah ISIS menguasai hampir seluruh wilayah kamp pengungsi Palestina yang berada di Suriah tersebut.
Kekhawatiran semakin meninkat setelah ISIS dilaporkan telah memenggal dua orang warga Palestina di pengungsian tersebut. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) menyebut aksi pemenggalan itu sebagai tindakan biadab, yang sudah tidak bisa diterima akal sehat.
"Kebiadaban di Yarmouk telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan," ucap juru bicara UNRWA, Chris Gunness. Dirinya menyatakan, UNRWA sudah kebingungan bagaimana cara membantu 180 ribu warga Palestina yang ada di kamp tersebut.
"Situasi ini benar-benar membuat putus asa. Kita harus segera memiliki akses untuk bantuan kemanusiaan. Itulah sebabnya UNRWA menyerukan kepada semua pihak yang mempunyai pengaruh untuk menggunakan kekuasaannya agar kami bisa masuk ke kamp itu,” imbuhnya.
Tensi pertempuran di Yarmouk sendiri memang terus meningkat sejak satu pekan lalu, yang menyebabkan konvoi bantuan UNRWA belum bisa masuk ke kamp tersebut. Hal ini menyebabkan ratusan ribu orang hidup tanpa air, makanan, dan obat-obatan.
Kekhawatiran semakin meninkat setelah ISIS dilaporkan telah memenggal dua orang warga Palestina di pengungsian tersebut. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) menyebut aksi pemenggalan itu sebagai tindakan biadab, yang sudah tidak bisa diterima akal sehat.
"Kebiadaban di Yarmouk telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan," ucap juru bicara UNRWA, Chris Gunness. Dirinya menyatakan, UNRWA sudah kebingungan bagaimana cara membantu 180 ribu warga Palestina yang ada di kamp tersebut.
"Situasi ini benar-benar membuat putus asa. Kita harus segera memiliki akses untuk bantuan kemanusiaan. Itulah sebabnya UNRWA menyerukan kepada semua pihak yang mempunyai pengaruh untuk menggunakan kekuasaannya agar kami bisa masuk ke kamp itu,” imbuhnya.
Tensi pertempuran di Yarmouk sendiri memang terus meningkat sejak satu pekan lalu, yang menyebabkan konvoi bantuan UNRWA belum bisa masuk ke kamp tersebut. Hal ini menyebabkan ratusan ribu orang hidup tanpa air, makanan, dan obat-obatan.
(esn)