Oposisi Israel Sambut Baik Kesepakatan Nuklir Iran
A
A
A
YARUSALEM - Saat pemerintah Israel sedang kebakaran jenggot akibat tercapainya kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara P5+1, sikap bertolak belakang ditunjukan oleh oposisi di Negeri Zionis tersebut.
Pihak oposisi Israel, yang dimpin oleh partai Zionis Union seperti dilansir Times of Israel pada Kamis (3/4/2015), justru melihat kesepakatan nuklir Iran ini adalah sebuah sebuah lagkah awal bagi terciptanya stabilitas di kawasan Timur Tengah.
“Kesepakatan damai nuklir Iran adalah langkah awal untuk mencipatakan Timur Tengah yang lebih kondusif dan menjaga stabilitas wilayah Isarel,” ucap pemimpin Zionus Union, Isaac Herzog dalam sebuah pernyataan.
Ini bukan pertama kali Herzog memiliki pandangan yang bertolak belakang dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sebelumnya, Herzog yang meruapakan mantan Menteri Netanyahu itu juga bertolak belakang dengan mantan bos-nya mengenai negosiasi damai dengan Palestina.
Partai yang dipimpin Herzog menyerukan adanya penyelesaian negosiasi damai tersebut, dan menginginkan adanya perbaikan hubungan Israel dan Palestina. Sementara itu, Netanyahu justru mengaku ingin membatalkan negosiasi itu dan menegaskan tidak akan pernah mengakui keberadaan Palestina sebagai sebuah negara.
Pihak oposisi Israel, yang dimpin oleh partai Zionis Union seperti dilansir Times of Israel pada Kamis (3/4/2015), justru melihat kesepakatan nuklir Iran ini adalah sebuah sebuah lagkah awal bagi terciptanya stabilitas di kawasan Timur Tengah.
“Kesepakatan damai nuklir Iran adalah langkah awal untuk mencipatakan Timur Tengah yang lebih kondusif dan menjaga stabilitas wilayah Isarel,” ucap pemimpin Zionus Union, Isaac Herzog dalam sebuah pernyataan.
Ini bukan pertama kali Herzog memiliki pandangan yang bertolak belakang dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sebelumnya, Herzog yang meruapakan mantan Menteri Netanyahu itu juga bertolak belakang dengan mantan bos-nya mengenai negosiasi damai dengan Palestina.
Partai yang dipimpin Herzog menyerukan adanya penyelesaian negosiasi damai tersebut, dan menginginkan adanya perbaikan hubungan Israel dan Palestina. Sementara itu, Netanyahu justru mengaku ingin membatalkan negosiasi itu dan menegaskan tidak akan pernah mengakui keberadaan Palestina sebagai sebuah negara.
(esn)