Rusia Ancam Serang Kapal Perang Denmark Pakai Nuklir
A
A
A
KOPENHAGEN - Rusia mengancam akan menyerang kapal-kapal perang Denmark dengan rudal nuklir jika negara itu bergabung dalam sistem pertahanan NATO. Ancaman itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Denmark, Mikhail Vanin, yang diterbitkan koran Jyllands-Posten.
Ancaman Rusia itu pun membuat Menteri Luar Negeri Denmark, Martin Lidegaard, meradang.”Saya tidak berpikir (bila) Denmark sepenuhnya memahami konsekuensi dari apa yang terjadi jika Denmark bergabung dengan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS),” kata Vanin, seperti pemberitaan koran Denmark itu.
”Jika ini terjadi, kapal perang Denmark menjadi sasaran rudal nuklir Rusia. Haruskah Denmark bergabung dengan risiko jadi musuh satu sama lain,” lanjut Vanin.
Menlu Denmark, Martin Lidegaard, menilai komentar Dubes Rusia itu sudah di luar batas. ”Dengan mengatakan bahwa setiap orang yang bergabung dalam ‘perisai’di masa depan akan menjadi sasaran rudal balistik Rusia,” katanya.
Kendati demikian, Lidegaard mengatakan, bahwa penting bagi kedua pihak untuk tidak meningkatkan ketegangan. Menlu Denmark itu juga tidak berencana untuk melakukan pertemuan dengan Dubes Vanin. Sedangkan Kedutaan Besar Rusia di Denmark, tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Pada bulan Agustus 2014, Denmark memang setuju untuk berkontribusi menjadi perisai NATO dengan setidaknya mengirim satu kapal dengan kapasitas radar canggih. Rusia sangat menentang sistem pertahanan rudal NATO yang rencananya akan ditempatkan di Rumania dan Polandia.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Denmark, Rufus Gifford, seperti dilansir Times of Israel, Minggu (22/3/2015) menyatakan, komentar Dubes Rusia itu tidak menginspirasi atau berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas.
Ancaman Rusia itu pun membuat Menteri Luar Negeri Denmark, Martin Lidegaard, meradang.”Saya tidak berpikir (bila) Denmark sepenuhnya memahami konsekuensi dari apa yang terjadi jika Denmark bergabung dengan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS),” kata Vanin, seperti pemberitaan koran Denmark itu.
”Jika ini terjadi, kapal perang Denmark menjadi sasaran rudal nuklir Rusia. Haruskah Denmark bergabung dengan risiko jadi musuh satu sama lain,” lanjut Vanin.
Menlu Denmark, Martin Lidegaard, menilai komentar Dubes Rusia itu sudah di luar batas. ”Dengan mengatakan bahwa setiap orang yang bergabung dalam ‘perisai’di masa depan akan menjadi sasaran rudal balistik Rusia,” katanya.
Kendati demikian, Lidegaard mengatakan, bahwa penting bagi kedua pihak untuk tidak meningkatkan ketegangan. Menlu Denmark itu juga tidak berencana untuk melakukan pertemuan dengan Dubes Vanin. Sedangkan Kedutaan Besar Rusia di Denmark, tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Pada bulan Agustus 2014, Denmark memang setuju untuk berkontribusi menjadi perisai NATO dengan setidaknya mengirim satu kapal dengan kapasitas radar canggih. Rusia sangat menentang sistem pertahanan rudal NATO yang rencananya akan ditempatkan di Rumania dan Polandia.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Denmark, Rufus Gifford, seperti dilansir Times of Israel, Minggu (22/3/2015) menyatakan, komentar Dubes Rusia itu tidak menginspirasi atau berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas.
(mas)