Jerman Tak Puas dengan Kepemimpinan Poroshenko
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Jerman disebut-sebut tidak puas dengan kepemimpinan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Ketidakpuasan Jerman ini didasari pada kegagalan Poroshenko untuk menstabilkan kondisi di Ukraina timur.
Poroshenko sejatinya baru 10 bulan menjabat sebagai Presiden Ukraina, namun Jerman berpendapat dalam kurun itu raja coklat Ukraina tersebut belum memberikan kontribusi berarti dalam menyelesaikan konflik di Ukraina timur.
Menurut laporan televisi Jerman, ARD, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (1/3/2015), Jerman memiliki harapan yang sangat tinggi ketika Poroshenko diangkat menjadi Presiden Ukraina 10 bulan lalu. Dalam kampanyenya, Poroshenko memang berjanji akan segera membereskan konflik Ukraina. Inilah yang membuat Jerman memiliki ekspektasi tinggi.
"Sekarang kami kecewa. Mereka tidak penah mau berbagi mengenai kesulitan apa yang mereka alami, termasuk lemahnya kekuatan militer yang mereka miliki. Lemahnya kekuatan militer Ukraina menjadi kejutan bagi negara-negara Barat," bunyi laporan ARD.
Hal senada juga pernah diutarakan oleh Wolfgang Ischinger, Ketua konferensi keamanan di Munich yang menyebut terkejut dengan lemahnya kekuatan militer Ukraina. "Kita berurusan dengan tentara yang membusuk dan tidak lagi bisa melawan," ucap Ischinger.
Satu hal lagi yang membuat Jerman kecewa, menurut laporan ARD adalah karena kehadiran batalyon relawan Ukraina, yang didanai oleh oligarki negara. Relawan ini merupakan pasukan brutal yang tidak mematuhi hukum internasional, dan pemerintah Ukraina tidak bisa mengontrol pasukan ini.
Poroshenko sejatinya baru 10 bulan menjabat sebagai Presiden Ukraina, namun Jerman berpendapat dalam kurun itu raja coklat Ukraina tersebut belum memberikan kontribusi berarti dalam menyelesaikan konflik di Ukraina timur.
Menurut laporan televisi Jerman, ARD, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (1/3/2015), Jerman memiliki harapan yang sangat tinggi ketika Poroshenko diangkat menjadi Presiden Ukraina 10 bulan lalu. Dalam kampanyenya, Poroshenko memang berjanji akan segera membereskan konflik Ukraina. Inilah yang membuat Jerman memiliki ekspektasi tinggi.
"Sekarang kami kecewa. Mereka tidak penah mau berbagi mengenai kesulitan apa yang mereka alami, termasuk lemahnya kekuatan militer yang mereka miliki. Lemahnya kekuatan militer Ukraina menjadi kejutan bagi negara-negara Barat," bunyi laporan ARD.
Hal senada juga pernah diutarakan oleh Wolfgang Ischinger, Ketua konferensi keamanan di Munich yang menyebut terkejut dengan lemahnya kekuatan militer Ukraina. "Kita berurusan dengan tentara yang membusuk dan tidak lagi bisa melawan," ucap Ischinger.
Satu hal lagi yang membuat Jerman kecewa, menurut laporan ARD adalah karena kehadiran batalyon relawan Ukraina, yang didanai oleh oligarki negara. Relawan ini merupakan pasukan brutal yang tidak mematuhi hukum internasional, dan pemerintah Ukraina tidak bisa mengontrol pasukan ini.
(esn)