UE Kecam Penyerangan Hotel di Libya
A
A
A
BRUSSELS - Serangan yang diduga dilakukan oleh ISIS terhadap sebuah hotel mewah di Libya mendapat kecaman keras dari Uni Eropa (UE). Organisasi terbesar di Eropa itu menyebut, aksi tersebut sebagai tindakan tercela yang ditujukan untuk kembali menggoyang Libya.
"Sekali lagi kita lihat tindakan tercela yang dilakukan oleh teroris, tindakan yang dapat memberikan pukulan keras bagi upaya pemerintah untuk kembali membawa perdamaian dan stabilitas ke Libya," ucap Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini.
Melansir Channel News Asia, Selasa (27/1/2015), dirinya turut mengutarakan belasungkawa kepada keluarga korban dalam serangan tersebut. Setidaknya hingga saat ini sudah satu orang yang tewas, yakni penjaga keamanan hotel yang tewas dalam serangan itu.
"Serangan seperti itu seharusnya tidak bisa dibiarkan dan harus ditindak dengan segera, karena hal semacam ini bisa sangat merusak proses politik politik yang berjalan," tambahnya.
Libya sendiri memang terus dilanda konflik paska lengsernya ditaktor negara itu, Muammar Gaddafi dalam sebuah pemberontakan pada tahun 2011. Perebutan kekuasan menjadi alasan utama mengapa konflik tidak pernah padam di Libya.
"Sekali lagi kita lihat tindakan tercela yang dilakukan oleh teroris, tindakan yang dapat memberikan pukulan keras bagi upaya pemerintah untuk kembali membawa perdamaian dan stabilitas ke Libya," ucap Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini.
Melansir Channel News Asia, Selasa (27/1/2015), dirinya turut mengutarakan belasungkawa kepada keluarga korban dalam serangan tersebut. Setidaknya hingga saat ini sudah satu orang yang tewas, yakni penjaga keamanan hotel yang tewas dalam serangan itu.
"Serangan seperti itu seharusnya tidak bisa dibiarkan dan harus ditindak dengan segera, karena hal semacam ini bisa sangat merusak proses politik politik yang berjalan," tambahnya.
Libya sendiri memang terus dilanda konflik paska lengsernya ditaktor negara itu, Muammar Gaddafi dalam sebuah pemberontakan pada tahun 2011. Perebutan kekuasan menjadi alasan utama mengapa konflik tidak pernah padam di Libya.
(esn)