Tenggat Waktu Lewat, ISIS Eksekusi Warga Jepang
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang harus merasakan pahitnya kenyataan ketika melihat sebuah video yang dirilis oleh ISIS. Dalam video terbaru kelompok radikal itu, seorang anggota ISIS mengklaim telah mengeksekusi salah satu sandera asal Jepang Haruna Yukawa.
Melansir Al Jazeera, Minggu (25/1/2015), eksekusi ini terjadi karena pemerintah Jepang tetap teguh tidak ingin membayar uang tebusan yang diminta ISIS sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp. 2,5 triliun.
Namun, untuk saat ini Jepang enggan terlalu mempercayai isi video tersebut, karena mereka masih melakukan penelitian mengenai keaslian video itu. Banyak pihak memang yang meragukan keasilan dari video yang dirilis oleh ISIS itu.
Video itu sendiri dirilis pada Jumat lalu, bertepatan dengan berakhirnya tenggat waktu yang ditetapan oleh ISIS, yakni 72 jam yang terhitung sejak Rabu. Jika video ini benar, maka ini kali pertama ISIS mengeksekusi sandera yang berasal dari kawasan Asia.
Jepang masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan satu warga lainnya yang diketahui belum dieksekusi, yakni Kenji Goto. Tapi, Jepang tetap dengan plihan mereka yang tidak akan membayar tebusan, karena membayar tebusan sama saja dengan menyerah pada terorisme.
Melansir Al Jazeera, Minggu (25/1/2015), eksekusi ini terjadi karena pemerintah Jepang tetap teguh tidak ingin membayar uang tebusan yang diminta ISIS sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp. 2,5 triliun.
Namun, untuk saat ini Jepang enggan terlalu mempercayai isi video tersebut, karena mereka masih melakukan penelitian mengenai keaslian video itu. Banyak pihak memang yang meragukan keasilan dari video yang dirilis oleh ISIS itu.
Video itu sendiri dirilis pada Jumat lalu, bertepatan dengan berakhirnya tenggat waktu yang ditetapan oleh ISIS, yakni 72 jam yang terhitung sejak Rabu. Jika video ini benar, maka ini kali pertama ISIS mengeksekusi sandera yang berasal dari kawasan Asia.
Jepang masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan satu warga lainnya yang diketahui belum dieksekusi, yakni Kenji Goto. Tapi, Jepang tetap dengan plihan mereka yang tidak akan membayar tebusan, karena membayar tebusan sama saja dengan menyerah pada terorisme.
(esn)