Istri Pelaku Teror Paris Diduga Berada di Suriah
A
A
A
ANKARA - Hayat Boumeddiene, istri dari pelaku penyerangan sebuah supermarket di Paris, diduga sudah tidak berada di Prancis lagi. Seorang sumber kemanan Turki mengatakan, Boumeddiene saat ini mungkin sudah berada di Suriah.
Melansir Channel New Asia, Minggu (11/1/2015), sumber keamanan itu mengatakan, Boumeddiene sempat tinggal di Turki selama beberapa hari. Boumeddiene pergi ke Turki menggunakan penerbangan dari Spanyol.
“Boumeddiene masuk ke Turki pada 2 Januari lalu, dia masuk ke Istanbul dengan menggunakan penerbangan dari Madrid,” ungkap sumber keamanan tersebut dalam kondisi anonim.
“Kami belum memiliki data pasti. Namun, berdasarkan beberapa informasi yang kami terima, dia (Boumeddiene) sempat berada di kota Sanliurfa di tenggara Turki, sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah,” imbuhnya.
Dirinya menyatakan, jika saja Prancis lebih cepat memberikan data terkait Boumeddiene, maka mungkin saja wanita itu saat ini sudah ditangkap. “Kami tidak memiliki hak untuk mencegah orang masuk, tanpa adanya data yang didapat dari intelijen,” ucapnya.
“Jika saja Prancis lebih cepat memberikan data intelijen terkait Boumeddiene, maka mungkin saja kami langsung menangkapnya dan langsung mendeportasinya kembali ke Prancis,” tambahnya.
Polisi Prancis menduga Boumeddiene memiliki andil besar dalam bebeapa penyerangan yang menghantam kota Paris bebeapa hari terakhir. Dia dan suaminya diketahui berasal dari satu kelompok yang sama dengan Kouachi bersaudara, pelaku penyerangan Charlie Hebdo.
Melansir Channel New Asia, Minggu (11/1/2015), sumber keamanan itu mengatakan, Boumeddiene sempat tinggal di Turki selama beberapa hari. Boumeddiene pergi ke Turki menggunakan penerbangan dari Spanyol.
“Boumeddiene masuk ke Turki pada 2 Januari lalu, dia masuk ke Istanbul dengan menggunakan penerbangan dari Madrid,” ungkap sumber keamanan tersebut dalam kondisi anonim.
“Kami belum memiliki data pasti. Namun, berdasarkan beberapa informasi yang kami terima, dia (Boumeddiene) sempat berada di kota Sanliurfa di tenggara Turki, sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah,” imbuhnya.
Dirinya menyatakan, jika saja Prancis lebih cepat memberikan data terkait Boumeddiene, maka mungkin saja wanita itu saat ini sudah ditangkap. “Kami tidak memiliki hak untuk mencegah orang masuk, tanpa adanya data yang didapat dari intelijen,” ucapnya.
“Jika saja Prancis lebih cepat memberikan data intelijen terkait Boumeddiene, maka mungkin saja kami langsung menangkapnya dan langsung mendeportasinya kembali ke Prancis,” tambahnya.
Polisi Prancis menduga Boumeddiene memiliki andil besar dalam bebeapa penyerangan yang menghantam kota Paris bebeapa hari terakhir. Dia dan suaminya diketahui berasal dari satu kelompok yang sama dengan Kouachi bersaudara, pelaku penyerangan Charlie Hebdo.
(esn)