Insiden Dianggap Mirip MH370, Ini Kejanggalan AirAsia QZ8501
A
A
A
LONDON - Setelah para pakar mengulas pebebedaan insiden AirAsia QZ8501 dengan Malaysia Airlines MH370, kini muncul analis yang mengungkap kemiripan kedua insiden pesawat itu, dengan kejanggalannya.
Dalam kasus MH370, Malaysia Airlines Boeing 777 yang membawa 239 penumpang dan awak hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret. Semua komunikasi dengan pesawat dipotong, setelah pesawat berada di antara wilayah Malaysia dan Vietnam, sebelum MH370 dialihkan ke selatan menuju Samudera Hindia.
Sedangkan dalam kasus AirAsia QZ8501, ahli penerbangan Peter Stuart Smith, menyebut ada kejanggalan. Yakni, ketika pesawat menghadapi cuaca buruk, mengapa tidak ada kontak lebih lanjutyang dibuat dengan petugas kontrol lalu lintas udara.
”Bahkan jika kita menganggap pesawat itu mengalami kondisi cuaca sangat buruk sehingga pesawat itu meledak di udara atau kondisi lain yang menyebabkan pilot kehilangan kontrol, masih ada sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab,” kata Smith.
”Jelas itu prioritas pertama bagi pilot untuk menerbangkan pesawat, tetapi menyampaikan pesan ke petugas Air Traffic Control (ATC) tentang apa yang terjadi hanya cukup menekan satu tombol pada alat kontrol dan tinggal berbicara,” lanjut Smith, seperti dikutip news.com.au, Senin (29/12/2014).
Dia memahami kondisi cuaca buruk di Indonesia sebagai hal umum pada tahun ini. Tapi, Smith mengaku hampir tidak pernah mendengar ada pesawat modern jatuh karena mengalami turbulensi di ketinggian.
”Ini situasi yang berbeda ketika pesawat dekat dengan tanah, tetapi ini di ketinggian, bahkan jika pesawat terhenti, akan kesempatan bagi kru untuk memulihkan situasi dan mengontrol pesawat kembali,” imbuh Smith.
”Tampaknya tidak mungkin bahwa cuaca buruk yang sederhana bisa menyebabkan pesawat tersebut jatuh,” lanjut dia.
Ahli penerbangan lain, Neil Hansford mengatakan bahkan, jika faktor “human error” yang bertanggung jawab atas hilangnya QZ8501, itu tidak mungkin membutuhkan waktu lama untuk menemukannya. Menurutnya, tidak seperti Malaysia Airlines MH370, pesawat AirAsia QZ8501 masih ada di dalam wilayah udara Indonesia.
Dalam kasus MH370, Malaysia Airlines Boeing 777 yang membawa 239 penumpang dan awak hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret. Semua komunikasi dengan pesawat dipotong, setelah pesawat berada di antara wilayah Malaysia dan Vietnam, sebelum MH370 dialihkan ke selatan menuju Samudera Hindia.
Sedangkan dalam kasus AirAsia QZ8501, ahli penerbangan Peter Stuart Smith, menyebut ada kejanggalan. Yakni, ketika pesawat menghadapi cuaca buruk, mengapa tidak ada kontak lebih lanjutyang dibuat dengan petugas kontrol lalu lintas udara.
”Bahkan jika kita menganggap pesawat itu mengalami kondisi cuaca sangat buruk sehingga pesawat itu meledak di udara atau kondisi lain yang menyebabkan pilot kehilangan kontrol, masih ada sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab,” kata Smith.
”Jelas itu prioritas pertama bagi pilot untuk menerbangkan pesawat, tetapi menyampaikan pesan ke petugas Air Traffic Control (ATC) tentang apa yang terjadi hanya cukup menekan satu tombol pada alat kontrol dan tinggal berbicara,” lanjut Smith, seperti dikutip news.com.au, Senin (29/12/2014).
Dia memahami kondisi cuaca buruk di Indonesia sebagai hal umum pada tahun ini. Tapi, Smith mengaku hampir tidak pernah mendengar ada pesawat modern jatuh karena mengalami turbulensi di ketinggian.
”Ini situasi yang berbeda ketika pesawat dekat dengan tanah, tetapi ini di ketinggian, bahkan jika pesawat terhenti, akan kesempatan bagi kru untuk memulihkan situasi dan mengontrol pesawat kembali,” imbuh Smith.
”Tampaknya tidak mungkin bahwa cuaca buruk yang sederhana bisa menyebabkan pesawat tersebut jatuh,” lanjut dia.
Ahli penerbangan lain, Neil Hansford mengatakan bahkan, jika faktor “human error” yang bertanggung jawab atas hilangnya QZ8501, itu tidak mungkin membutuhkan waktu lama untuk menemukannya. Menurutnya, tidak seperti Malaysia Airlines MH370, pesawat AirAsia QZ8501 masih ada di dalam wilayah udara Indonesia.
(mas)