Kepala Ditembak Taliban, Ini Seragam Malala yang Penuh Darah
A
A
A
OSLO - Untuk pertama kalinya seragam sekolah yang penuh darah milik Malala Yousafzai, 17, dipamerkan untuk publik. Pelajar perempuan Pakistan itu, dua tahun silam ditembak kepalanya oleh militan Taliban.
Seragam sekolah Malala yang penuh darah itu dipamerkan di kotak kacam di Pusat Nobel Perdamaian di Oslo, Nowegia.
Seragam yang noda darahnya telah mongering itu antara lain baju warna biru, jilbab putih dan celana panjang putih. Namun, semua seragam itu telah berubah warnanya menjadi cokelat akibat noda darah.
Dua tahun silam, Malala yang berusia 15 tahun ditembak kepalanya oleh Taliban di bus sekolahnya di Pakistan. Peluru militan Taliban saat itu menembus leher dan bersarang di bagian kepala gadis tersebut. Dia dengan cepat diterbangkan ke Inggris dan nyawanya berhasil diselamatkan.
Penembakan yang nyaris merenggut nyawa itu membuat Malala menjadi ikon perlawanan dunia untuk melawan kelompok ekstremis.
”Seragam sekolah saya sangat penting bagi saya,” kata Malala. ”Pada hari saya diserang, saya mengenakan seragam ini. Saya berjuang untuk hak saya untuk pergi ke sekolah,” kata Malala mengenang seragam yang dipamerkan untuk publik itu, sebagaimana dilansir Daily Mail, semalam.
”Mengenakan seragam ini membuat saya merasa bahwa saya seorang pelajar. Ini adalah bagian penting dari hidup saya. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada anak-anak, orang-orang di seluruh dunia. Ini adalah hak saya, itu adalah hak setiap anak untuk pergi ke sekolah,” katanya lagi.
Sejak penembakan dua tahun silam, Malala dan keluarganya kini menetap di Brimingham, Inggris. Dia melanjutkan sekolah dan terus berkampanye untuk pendidikan anak-anak perempuan. Malala mengaku, penembakan itu tidak akan membuatnya berhenti berkampanye untuk pendidikan anak perempuan.
Seragam sekolah Malala yang penuh darah itu dipamerkan di kotak kacam di Pusat Nobel Perdamaian di Oslo, Nowegia.
Seragam yang noda darahnya telah mongering itu antara lain baju warna biru, jilbab putih dan celana panjang putih. Namun, semua seragam itu telah berubah warnanya menjadi cokelat akibat noda darah.
Dua tahun silam, Malala yang berusia 15 tahun ditembak kepalanya oleh Taliban di bus sekolahnya di Pakistan. Peluru militan Taliban saat itu menembus leher dan bersarang di bagian kepala gadis tersebut. Dia dengan cepat diterbangkan ke Inggris dan nyawanya berhasil diselamatkan.
Penembakan yang nyaris merenggut nyawa itu membuat Malala menjadi ikon perlawanan dunia untuk melawan kelompok ekstremis.
”Seragam sekolah saya sangat penting bagi saya,” kata Malala. ”Pada hari saya diserang, saya mengenakan seragam ini. Saya berjuang untuk hak saya untuk pergi ke sekolah,” kata Malala mengenang seragam yang dipamerkan untuk publik itu, sebagaimana dilansir Daily Mail, semalam.
”Mengenakan seragam ini membuat saya merasa bahwa saya seorang pelajar. Ini adalah bagian penting dari hidup saya. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada anak-anak, orang-orang di seluruh dunia. Ini adalah hak saya, itu adalah hak setiap anak untuk pergi ke sekolah,” katanya lagi.
Sejak penembakan dua tahun silam, Malala dan keluarganya kini menetap di Brimingham, Inggris. Dia melanjutkan sekolah dan terus berkampanye untuk pendidikan anak-anak perempuan. Malala mengaku, penembakan itu tidak akan membuatnya berhenti berkampanye untuk pendidikan anak perempuan.
(mas)