Merkel: Butuh Kesabaran untuk Selesaikan Konflik Ukraina
A
A
A
BERLIN - Konflik yang terjadi di Ukraina dinilai tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Kanselir Jerman, Angela Merkel butuh kesabaran untuk bisa menyelesaikan konflik yang sudah bergulir sejak April tersebut.
"Upaya kami untuk mengatasi krisis yang terjadi di Ukraina akan membutuhkan kesabaran dan daya tahan ekstra," ucap Merkel dalam pidatonya di hadapan anggota Parlemen Jerman, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/11/2014).
Menurutnya, salah satu hal yang akan membuat penyelesaian konflik ini berjalan lambat adalah karena adanya keterlibatan Rusia di dalam konflik tersebut. Dalam pandangan Merkel, tindakan tersebut sudah melanggar hukum internasional.
"Tidak ada yang membenarkan partisipasi langsung maupun tidak langsung Rusia dalam pertempuran di Donetsk dan Luhansk. Tindakan Rusia itu juga membuat keamanan di Eropa dipertanyakan dan jelas tindakan mereka merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional," tambahnya. "
Merkel juga sempat menegaskan, sanksi tidak akan pernah lepas dari Rusia. Sebab menurutnya, hal itu masih dibutuhkan untuk menekan keterlibatan lebih lanjut Rusia dalam konflik di Ukraina.
"Upaya kami untuk mengatasi krisis yang terjadi di Ukraina akan membutuhkan kesabaran dan daya tahan ekstra," ucap Merkel dalam pidatonya di hadapan anggota Parlemen Jerman, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/11/2014).
Menurutnya, salah satu hal yang akan membuat penyelesaian konflik ini berjalan lambat adalah karena adanya keterlibatan Rusia di dalam konflik tersebut. Dalam pandangan Merkel, tindakan tersebut sudah melanggar hukum internasional.
"Tidak ada yang membenarkan partisipasi langsung maupun tidak langsung Rusia dalam pertempuran di Donetsk dan Luhansk. Tindakan Rusia itu juga membuat keamanan di Eropa dipertanyakan dan jelas tindakan mereka merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional," tambahnya. "
Merkel juga sempat menegaskan, sanksi tidak akan pernah lepas dari Rusia. Sebab menurutnya, hal itu masih dibutuhkan untuk menekan keterlibatan lebih lanjut Rusia dalam konflik di Ukraina.
(esn)