Hamas: AS Dukung Rasisme
A
A
A
GAZA - Pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry yang menyebut Israel mungkin bisa menjadi negara Yahudi, membuat Hamas sedikit geram. Hamas menyebut pernyataan tersebut sama saja dengan mendukung rasisme.
Melansir Xinhua, Rabu (26/11/2014), juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan mengatakan, pernyataan yang dikeluarkan oleh Kerry itu benar-benar membuat warga non-Yahudi di Israel, dan daerah penududukan Israel menjadi tidak nyaman.
"Pernyataan tersebut seperti mendukung tindakan rasisme dan seperti mengabaikan semua nilai-nilai demokrasi,” ucap Abu Zuhri. “Hal ini akan semakin menipiskan peluang Palestina untuk kembali mendapatkan wilayahnya (yang dicaplok Israel),” imbuhnya.
Israel sedang terus menggodok rancangan undang-undang (RUU) mengenai Israel menjadi negara khusu warga Yahudi, dimana RUU ini mendapat tentangan dari dunia internasional dan juga warga non-Yahudi di Israel.
Di dalam pemerintahan Isreal sendiri, RUU tersebut turut menjadi perdebatan panas. Terjadi perbedaan pendapat yang sangat tajam antara Presiden Israel Reuven Rivlin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Melansir Xinhua, Rabu (26/11/2014), juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan mengatakan, pernyataan yang dikeluarkan oleh Kerry itu benar-benar membuat warga non-Yahudi di Israel, dan daerah penududukan Israel menjadi tidak nyaman.
"Pernyataan tersebut seperti mendukung tindakan rasisme dan seperti mengabaikan semua nilai-nilai demokrasi,” ucap Abu Zuhri. “Hal ini akan semakin menipiskan peluang Palestina untuk kembali mendapatkan wilayahnya (yang dicaplok Israel),” imbuhnya.
Israel sedang terus menggodok rancangan undang-undang (RUU) mengenai Israel menjadi negara khusu warga Yahudi, dimana RUU ini mendapat tentangan dari dunia internasional dan juga warga non-Yahudi di Israel.
Di dalam pemerintahan Isreal sendiri, RUU tersebut turut menjadi perdebatan panas. Terjadi perbedaan pendapat yang sangat tajam antara Presiden Israel Reuven Rivlin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
(esn)