Pentolan Separatis Tantang Presiden Ukraina Duel
A
A
A
LUHANSK - Pemimpin separatis Ukraina di wilayah Luhansk (LNR) menantang Presiden Ukraina, Petro Poroshenko untuk berduel sampai akhir.
Tantangan itu dipicu pernyataan Poroshenko yang sebelumnya menyatakan bahwa Ukraina siap bertempur habis-habisan dengan Rusia yang ia anggap membantu separatis di Ukraina timur.
”Mari kita ikuti contoh dari kepala suku kuno Slavia dan Cossack, yang saling berhadapan dalam duel,” kata Igor Plotnitsky, kepala LNR atau Republik Rakyat Luhansk, yang dilansir kantor berita Itar-Tass, hari Rabu (19/11/2014).
”Siapa pun yang dinyatakan sebagai pemenang, maka yang kalah harus mengikuti peraturan negara (yang menang),” lanjut Plotnitsky.
Menurutnya, klaim tantangan duel terhadap Presiden Ukraina itu mewakili rakyat Luhanks dan tetangganya, Donetsk.Tantangan duel tersebut untuk mengakhiri perang antara pasukan Kiev dan pasukan separatis di Ukraina timur.
Menurut data PBB, pertempuran antara pasukan loyalis Kiev dengan pasukan separatis pro-Rusia sejak April 2014 telah menewaskan lebih dari 3.600 orang.
”Biarkan Petro Poroshenko menumpahkan darahnya sendiri untuk sekali ini dan membuktikan kepada orang-orang yang memilih dia, bahwa dia benar-benar seorang pemimpin, bahwa ia mampu membela mereka dengan hidupnya sendiri,” ujar Plotnitsky.
”Saya tidak menawarkan penyelesaian hanya dengan pertarungan tinju,” imbuh dia yang siap menghadapi Poroshenko dalam pertarungan dengan model apa pun.
“Kedua belah pihak akan memiliki hak untuk membawa sepuluh pengamat masing-masing dan sepuluh wartawan untuk menyaksikan duel secara wajar.Saya tidak akan keberatan jika duel disiarkan langsung di stasiun televisi.”
Tantangan itu dipicu pernyataan Poroshenko yang sebelumnya menyatakan bahwa Ukraina siap bertempur habis-habisan dengan Rusia yang ia anggap membantu separatis di Ukraina timur.
”Mari kita ikuti contoh dari kepala suku kuno Slavia dan Cossack, yang saling berhadapan dalam duel,” kata Igor Plotnitsky, kepala LNR atau Republik Rakyat Luhansk, yang dilansir kantor berita Itar-Tass, hari Rabu (19/11/2014).
”Siapa pun yang dinyatakan sebagai pemenang, maka yang kalah harus mengikuti peraturan negara (yang menang),” lanjut Plotnitsky.
Menurutnya, klaim tantangan duel terhadap Presiden Ukraina itu mewakili rakyat Luhanks dan tetangganya, Donetsk.Tantangan duel tersebut untuk mengakhiri perang antara pasukan Kiev dan pasukan separatis di Ukraina timur.
Menurut data PBB, pertempuran antara pasukan loyalis Kiev dengan pasukan separatis pro-Rusia sejak April 2014 telah menewaskan lebih dari 3.600 orang.
”Biarkan Petro Poroshenko menumpahkan darahnya sendiri untuk sekali ini dan membuktikan kepada orang-orang yang memilih dia, bahwa dia benar-benar seorang pemimpin, bahwa ia mampu membela mereka dengan hidupnya sendiri,” ujar Plotnitsky.
”Saya tidak menawarkan penyelesaian hanya dengan pertarungan tinju,” imbuh dia yang siap menghadapi Poroshenko dalam pertarungan dengan model apa pun.
“Kedua belah pihak akan memiliki hak untuk membawa sepuluh pengamat masing-masing dan sepuluh wartawan untuk menyaksikan duel secara wajar.Saya tidak akan keberatan jika duel disiarkan langsung di stasiun televisi.”
(mas)