Algojo ISIS Dikabarkan Terluka Akibat Serangan AS
A
A
A
LONDON - John, orang yang paling dicari oleh Amerika Serikat (AS) dan juga Inggris karena mengeksekusi beberapa warga kedua negara tersebut, dikabarkan terluka oleh serangan yang dilancarakan oleh AS di Suriah.
Melansir Al Arabiya, Minggu (16/11/2014), Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan serangan AS yang menargetkan pertemuan para pemimpin ISIS di wilayah perbatasan Irak dan Suriah itu dikabarkan melukai beberapa tokoh penting ISIS, termasuk John sang algojo ISIS.
“Kami menyadari adanya laporan yang menyebut bahwa dia (John) terluka dalam serangan tersebut, dan saat ini kami sedang mencari tahu kebenarannya,” ucap Kementerian tersebut. Namun, Kementerian tersebut menyatakan sedikit sulit mencari konfirmasi berita yang sudah mereka dapat beberapa lalu tersebut.
"Kami tidak punya perwakilan di Suriah, sehingga kami sedikit kesulitan untuk mengkonfirmasi laporan tersebut. Kami hanya menerima informasi dari beberapa sumber kami yang ada di Suriah," tambahnya.
Sama halnya dengan Inggris, militer AS juga enggan melakukan konfirmasi atas laporan tersebut. “Atas alasan keamanan kami tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal laporan yang sudah beredar tersebut,” ungkap pihak Komanda AS.
John sendiri yang diduga warga negara Inggris menjadi buruan kedua negara setelah dirinya mengeksekusi dua jurnalis AS, dan dua orang aktivis asal Inggris beberapa waktu lalu. Inggris bahkan telah menyiapkan strategi khusus untuk bisa menangkapnya.
Melansir Al Arabiya, Minggu (16/11/2014), Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan serangan AS yang menargetkan pertemuan para pemimpin ISIS di wilayah perbatasan Irak dan Suriah itu dikabarkan melukai beberapa tokoh penting ISIS, termasuk John sang algojo ISIS.
“Kami menyadari adanya laporan yang menyebut bahwa dia (John) terluka dalam serangan tersebut, dan saat ini kami sedang mencari tahu kebenarannya,” ucap Kementerian tersebut. Namun, Kementerian tersebut menyatakan sedikit sulit mencari konfirmasi berita yang sudah mereka dapat beberapa lalu tersebut.
"Kami tidak punya perwakilan di Suriah, sehingga kami sedikit kesulitan untuk mengkonfirmasi laporan tersebut. Kami hanya menerima informasi dari beberapa sumber kami yang ada di Suriah," tambahnya.
Sama halnya dengan Inggris, militer AS juga enggan melakukan konfirmasi atas laporan tersebut. “Atas alasan keamanan kami tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal laporan yang sudah beredar tersebut,” ungkap pihak Komanda AS.
John sendiri yang diduga warga negara Inggris menjadi buruan kedua negara setelah dirinya mengeksekusi dua jurnalis AS, dan dua orang aktivis asal Inggris beberapa waktu lalu. Inggris bahkan telah menyiapkan strategi khusus untuk bisa menangkapnya.
(esn)