AS Hanya Manfaatkan Krisis Ukraina untuk Ganggu Rusia
A
A
A
MOSKOW - Rusia kembali melontarkan pernyataan tajam terkait keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam krisis di Ukraina. Negeri Beruang Merah itu menduga AS hanya menggunakan krisis di Ukraina untuk memberikan gangguan pada Rusia.
Melansir RIANOVOSTI, Senin (20/10/2014), Menteri Luar Negeri Rusia, Segei Lavrov menyebut langkah-langkah yang diambil AS dalam krisis di Ukraina, bertujuan untuk menempatkan Rusia pada posisi yang diinginkan oleh AS.
“Tidak peduli apa yang telah Rusia lakukan, upaya ini tidak akan pernah berhenti karena tujuan utama mereka (AS) bukanlah untuk menyelesaikan krisis di Ukraina,” ucap Lavrov, mengacu pada upaya pemberian saksi oleh AS.
“Mereka hanya ingin menggunakan krisis di Ukraina untuk mengganggu hubungan antara Rusia dan Eropa, untuk menempartkan Rusia pada posisi yang diinginkan oleh mereka (AS),” Lavrov menambahkan dalam pernyataannya.
Lavrov sendiri memang telah mengungkapkan bahwa krisis di Ukraina telah membawa dampak yang cukup besar dalam hubungan Rusia dan AS. “Beberapa aspek sangat terganggu oleh krisi tersebut, yang membuat hubungan antara kedua negara tersendar,” ungkap Lavrov.
Melansir RIANOVOSTI, Senin (20/10/2014), Menteri Luar Negeri Rusia, Segei Lavrov menyebut langkah-langkah yang diambil AS dalam krisis di Ukraina, bertujuan untuk menempatkan Rusia pada posisi yang diinginkan oleh AS.
“Tidak peduli apa yang telah Rusia lakukan, upaya ini tidak akan pernah berhenti karena tujuan utama mereka (AS) bukanlah untuk menyelesaikan krisis di Ukraina,” ucap Lavrov, mengacu pada upaya pemberian saksi oleh AS.
“Mereka hanya ingin menggunakan krisis di Ukraina untuk mengganggu hubungan antara Rusia dan Eropa, untuk menempartkan Rusia pada posisi yang diinginkan oleh mereka (AS),” Lavrov menambahkan dalam pernyataannya.
Lavrov sendiri memang telah mengungkapkan bahwa krisis di Ukraina telah membawa dampak yang cukup besar dalam hubungan Rusia dan AS. “Beberapa aspek sangat terganggu oleh krisi tersebut, yang membuat hubungan antara kedua negara tersendar,” ungkap Lavrov.
(esn)