PBB: Konflik Ukraina Telan 3700 Korban Jiwa
A
A
A
KIEV - Dalam laporan terbarunya Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan korban tewas akibat konflik di Ukraina terus bertamabhan setiap harinya. OCHA menyebut setidaknya 3700 orang tewas akibat konflik tersebut.
“Setidaknya 25 orang dilaporkan tewas dalam satu pekan terakhir akibat konflik yang terjadi di Ukraina timur, membuat jumlah korban tewas hingga saat ini menjadi 3.707 jiwa,” ungkap OCHA dalam laporannya. Seperti dilansir Itar-tas, Sabtu (18/10/2014).
Ocha menyebut dalam laporannya bahwa lebih dari 9000 orang terlukan akibat konflik yang terjadi semenjak April lalu tersebut. “Jumlah korban terus meningkat, dari 8.871 bulan lalu menjadi 9.075 saat ini,” lanjut laporan OCHA itu.
Namun, OCHA menyebut jumlah korban tewas yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dalam apa yang telah mereka laporankan. Hal tersebut berdasarkan laporan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, yang melakukan pantauan langsung.
“Laporan yang kami utarakan berdasarkan data yang kami terima dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan WHO yang melakukan pantauan di lokasi. Namun, mereka juga meyakini jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, mengingat tidak semua lokasi bisa mereka data,” tambahnya.
“Setidaknya 25 orang dilaporkan tewas dalam satu pekan terakhir akibat konflik yang terjadi di Ukraina timur, membuat jumlah korban tewas hingga saat ini menjadi 3.707 jiwa,” ungkap OCHA dalam laporannya. Seperti dilansir Itar-tas, Sabtu (18/10/2014).
Ocha menyebut dalam laporannya bahwa lebih dari 9000 orang terlukan akibat konflik yang terjadi semenjak April lalu tersebut. “Jumlah korban terus meningkat, dari 8.871 bulan lalu menjadi 9.075 saat ini,” lanjut laporan OCHA itu.
Namun, OCHA menyebut jumlah korban tewas yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dalam apa yang telah mereka laporankan. Hal tersebut berdasarkan laporan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, yang melakukan pantauan langsung.
“Laporan yang kami utarakan berdasarkan data yang kami terima dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan WHO yang melakukan pantauan di lokasi. Namun, mereka juga meyakini jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, mengingat tidak semua lokasi bisa mereka data,” tambahnya.
(esn)