Abu Sayyaf Ancam Penggal Warga Jerman
A
A
A
MANILA - Kelompok militan asal Filipina yang telah medeklarasikan diri sebagai bagian dari ISIS, Abu Sayyaf, mengeluarkan ancaman keras kepada pemerintah Jerman. Kelompok itu menuntut pemerintah Jerman menebus warganya yang mereka tahan. Jika tidak, sandera tersebut akan dipenggal.
Stefan Okonek, (71), yang berprofesi sebagai dokter, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (17/10/2014), ditangkap pada April lalu oleh Abu Sayyaf. Okonek tidak sendiri, dia ditangkap bersama seorang rekannya bernama Henrite Dielen, yang sama-sama berkebangsaan Jerman.
Abu Sayyaf menuntut pemerintah Jerman untuk membayar uang tebusan sebesar USD 5,6 juta bila ingin nyawa Okonek selamat. Dalam sebuah video yang dirilis kelompok tersebut, nampak Okonek didudukan di dalam sebuah lubang yang menurut kelompok tersebut akan menjadi kuburan Okonek jika tebusan tidak dibayar.
“Saya berada di dalam sebuah lubang yang sangat besar. Mereka mengatakan ini akan menjadi kuburan saya,” ucap Okonek. “Saya harap bisa keluar dari sini, tapi saya belum mendapatkan kabar pemerintah saya turut campur dalam masalah ini,” tambahnya.
Kelompok radikal di Filipina selatan itu memberikan tenggat waktu kepada pemerintah Jerman hingga siang ini. Bila tebusan tidak kunjung dibayarkan, maka pemerintah Jeman harus meraskan kepedihan yang sama dengan Inggris dan AS, yang warganya dipenggal oleh ISIS di Suriah.
Stefan Okonek, (71), yang berprofesi sebagai dokter, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (17/10/2014), ditangkap pada April lalu oleh Abu Sayyaf. Okonek tidak sendiri, dia ditangkap bersama seorang rekannya bernama Henrite Dielen, yang sama-sama berkebangsaan Jerman.
Abu Sayyaf menuntut pemerintah Jerman untuk membayar uang tebusan sebesar USD 5,6 juta bila ingin nyawa Okonek selamat. Dalam sebuah video yang dirilis kelompok tersebut, nampak Okonek didudukan di dalam sebuah lubang yang menurut kelompok tersebut akan menjadi kuburan Okonek jika tebusan tidak dibayar.
“Saya berada di dalam sebuah lubang yang sangat besar. Mereka mengatakan ini akan menjadi kuburan saya,” ucap Okonek. “Saya harap bisa keluar dari sini, tapi saya belum mendapatkan kabar pemerintah saya turut campur dalam masalah ini,” tambahnya.
Kelompok radikal di Filipina selatan itu memberikan tenggat waktu kepada pemerintah Jerman hingga siang ini. Bila tebusan tidak kunjung dibayarkan, maka pemerintah Jeman harus meraskan kepedihan yang sama dengan Inggris dan AS, yang warganya dipenggal oleh ISIS di Suriah.
(esn)